Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #086] Gurunami, Kami Lelah Bersekolah

16 Februari 2022   19:10 Diperbarui: 16 Februari 2022   19:13 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Sumber: kompas.com/dok. istimewa)

"Apa susahnya, Jonder.  Tiap pulang sekolah, kau kan bantu bapakmu menggali rumput di Peabolak. Kalian menjualnya  ke lapangan golf, kan?" balas Poltak sambil melotot.

Jonder terdiam. Tak bisa berbantah lagi. Poltak benar.

Pelajaran pada hari pertama masuk di Kelas 6 hanya pengantar saja.  Guru Arsenius menjelaskan isi pelajaran di kelas-kelas sebelumnya secara garis besar. Kemudian menjelaskan secara ringkas pelajaran yang akan diberikan di Kelas 6. Terutama pelajaran Bahasa Indonesia, Berhitung, Ilmu Ukur, Ilmu Bumi, Ilmu Hayat, dan Sejarah.

Lonceng bubaran sekolah berdentang.  Ucapan selamat siang untuk Guru Arsenius diteriakkan. Murid-murid Kelas 6 berebut keluar ruangan.  

"Poltak!" Berta memanggil, sambil berlari kecil menyusuli Poltak.  "Aku tak bisa lagilah jualan gula-gula.  Sudah habis modalku," kata Berta setelah bersisian dengan Poltak.

"Bah, gampanglah itu, pariban. Kau akan kuberi modal untuk marrengge-rengge," jawab Poltak bercanda.  

"Oi, enak kalipun na marpariban ini." Jonder yang berendeng dengan Poltak meledek.

Marrengge-rengge adalah kegiatan menjaja buah-buahan, sayur-mayur, dan bumbu-bumbu dapur secara kecil-kecilan.  Itu kegiatan khas perempuan Batak. Pelakunya disebut parrengge-rengge.

"Kurang ajar kau, Poltak! Aku mau jadi dokter. Paliasma i gabe parrengge-rengge!" Amit-amitlah jadi parrengge-rengge. 

Berta mengayunkan tas bukunya ke punggung Poltak. Tapi gerak kelitan Poltak lebih cepat. Tas buku itu melayang lepas.  Lalu tanpa ampun mendarat telak di bawah perut Jonder.  (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun