Keempat, program "pangkalan bakat" agaknya diskriminatif karena hanya memberi peluang pada Kompasianer muda. Â Ini seperti meremehkan kemampuan Kompasianer uzur. Kami yang tua-tua ini, yang sudah banyak makan asam dan garam kehidupan, juga mampu menghasilkan konten bermanfaat seperti para anak muda.Â
Jadi, tolong pikirkan juga program "pangkalan bakat" untuk Kompasianer lansia. Bisa juga kan bikin "pangkalan bakat tua" (old talent pool).Â
Tua kelapa, makin tua makin bersantan. Walau, tentu saja, ada juga tua keladi, makin tua makin gatal. Ngomongnya kamasutra melulu, misalnya, lho.
Kelima, apakah bila sudah terintegrasi ke jaringan KG Media maka konten Kompasianer anan dari pembajakan? Misalnya dari pembajakan telanjang oleh situs siapgrak!com? Jika tidak, maka isu pelecehan terhadap hak cipta tetap tertangani. Lama-lama khalayak pengakses bisa berpikir bahwa KG Media itulah penjiplak artikel yang tayang di siapgrak!com.
Begitulah sekadar catatan dari saya. Saya tidak menyampaikan catatan ini lewat email langsung ke Mas Nurul, seperti yang diharapkannya. Tidak, saya mau terbuka. Saya tidak ingin ada rahasia di antara kita Mas Nurul. Amit-amit, deh, emangnya kita laki apaan? (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H