Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #083] Mengintip Suara-Suara Malam Pertama

17 Desember 2021   22:50 Diperbarui: 18 Desember 2021   04:56 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

"Bah, apa hubungannya?"

"Adalah.  Kalau sudah jadi calon pastor, tak bolehlah kau ngintip yang begituan.  Dosa besar itu."  Binsar melancarkan provokasi.

"Ah, betul kalilah itu.  Cuma nanti malam kesempatanmu, Poltak." Bistok menekan lagi.

"Tidaklah. Kalian saja."

"Oh, begitukah? Kau mau ingkar perjanjian hariara hapuloan, ya, Poltak.  Ingat! Kita bertiga jadi satu, satu hati, satu derita, satu rejeki." Binsar melancarkan jurus mematikan.

"Bah, bagaimana pula ini."  Poltak bingung, garuk-garuk kepala, tak tahu lagi mesti bicara apa.

Binsar tahu Poltak sudah menyerah.  Segera direngkuhnya bahu Poltak dari sebelah kanan. Bistok merengkuh dari kiri. 

Kompak.  Tiga sekawan menunggu malam pertama datang. Saat pasangan pengantin baru mengunci diri berdua di kamar.

Mengintip malam pertama itu semacam tradisi yang dilarang tidak, dianjurkan juga tidak. Kalau kepergok, orang jadi tahu. Tak kepergok juga,  orang tahu itu terjadi. Lalu, jadi bahan guyonan.

Itu bagian dari pendidikan seks dalam komunitas Batak. Terjadi di Panatapan. Juga kampung-kampung lain di Tanah Batak umumnya. 

Mengintip malam pertama adalah pelajaran bagi para lelaki muda. Mereka jadi tahu apa yang harus dilakukan pasangan pengantin di malam pertama. Juga jadi tahu bagaimana hal itu dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun