Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #079] Perginya Seorang Pahlawan Kecil

10 November 2021   06:42 Diperbarui: 10 November 2021   08:21 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Murid-murid kelas lima beranjak dengan malas.  Melayat tak pernah meringankan langkah.  Itu perjalanan yang paling menyedihkan bagi Poltak dan teman-temannya. 

"Seandainya bisa, Tuhan, kami tak sekalipun melayat teman yang berpulang," bisik Poltak dalam hati.  

Rumah Polmer, Kampung Portibi, adalah rumah sarat duka pagi itu.  Inong, among, dan dua orang adiknya duduk di dekat kepala Polmer yang terbaring damai di dalam peti jenazah.  Ratapan sedih, dan air mata, tak henti dari inong dan adik-adiknya. 

Saur, teman sepermainan Polmer, menceritakan apa yang telah terjadi.  Polmer jatuh dari pohon jengkol setinggi sepuluh meter pada hari Sabtu, sore, dua hari yang lalu. Dia membantu orangtuanya panen jengkol karena sore itu ada toke jengkol mampir ke Portibi.  

Polmer jatuh dengan posisi kepala menghantam tanah. Sebenarnya, beberapa saat setelah jatuh, Polmer langsung bangkit berdiri, seolah tak terjadi apa pun. Tapi, malam harinya, Polmer mulai demam dan mengeluh sakit kepala.  

Demamnya semakin parah sepanjang hari Minggu. Orangtuanya berencana membawa Polmer berobat ke klinik di Parapat besok harinya, Senin.

Tapi Tuhan berkehendak lain. Senin dini hari, tepat pada kokok ayam yang pertama kali, malaikat-Nya datang menjemput Polmer.  

Samson kecil itu, pahlawan SD Hutabolon, telah pergi meninggalkan keluarga dan teman-temannya. Dialah pahlawan kemenangan SD Hutabolon dalam pertandingan sepakbola melawan SD Sibigo.  Dia pula pahlawan kemenangan SD Hutabolon dalam pertandingan tarik tambang melawan SD Pardomuan empat hari lalu.

"Ale amang, ale inang," Guru Gayus menyapa bapak dan ibu Polmer. Guru Harbangan dan murid-murid kelas lima berdiri di belakangnya.

"Teman-teman sekelas Polmer di kelas lima SD Hutabolon, serta kami berdua gurunya, hadir di sini untuk menyampaikan duka-cita mendalam atas berpulangnya ananda Polmer," lanjut Guru Gayus. "Dalam usianya yang teramat pendek, Polmer sudah berbuat banyak untuk sekolahnya. Dia adalah pahlawan untuk SD Hutabolon. Kami semua ... sangat kehilangan dia."

"O ale Polmer, anak hasianku. Lihatlah, teman-temanmu sudah datang.  Kau sapalah mereka. Jangan diam saja kau, hasian." Ibu Polmer meratap, menyela  Guru Gayus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun