Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #078] Rahasia Sepasang Ingus Samson

6 November 2021   05:30 Diperbarui: 6 November 2021   05:51 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu sebuah rahasia "kesamsonan" Polmer. Hanya Poltak yang tahu dan menyadarinya. Polmer sendiri bahkan tak menyadari itu.

Benar saja.  Dengan sepasang ingus hijaunya, wajah Polmer tampak mengerikan. Ekspresinya seakan hendak mengerkah dan melumat kepala Si Gogo.  

Sebaliknya Si Gogo mulai kehilangan konsentrasi.  Ingus Polmer dan ekspresinya yang menyeramkan mulai mengganggunya. Kuda-kudanya mulai goyah. Cengkeramannya pada tambang perlahan mulai melonggar.  

"Sintak!" Poltak berteriak sekeras-kerasnya.

Bersamaan dengan itu, Tim SD Hutabolon menyentak tambang dengan kekuatan luar biasa.  Sedemikian kuatnya sentakan itu, sehingga keenanm anggota Tim SD Pardomuan depan terlontar ke depan melewati garis batas.

"Hutabolon!" teriak Poltak.

"Juara! Juara! Juara!" Murid-murid SD Hutabolon gemuruh bersorak gembira.  SD Hutabolon meraih juara pertama pertandingan tarik tambang pada Perayaan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1972.

Di tengah keriuhan itu, tiba-tiba Poltak melihat Polmer dan Gogo saling mendekat cepat dengan tinju terkepal.  Kedua anak itu akan berkelahi untuk melampiaskan amarah masing-masing. 

"Polmer! Jangan!" 

Poltak melompat menghadang Polmer dengan tangan terentang. Niatnya mencegah perkelahian.  Tapi terlambat.  Bogem telah keburu dilontarkan.  Dari arah depan, tinju kanan Polmer menerpa mata kiri Poltak. Sementara dari arah belakang, tinju kanan Gogo menerpa belakang kepalanya. 

Poltak bagai pelanduk terinjak dua gajah beradu. Pandangannya langsung berkunang-kunang. 

"Merdeka!" serunya lemah, dengang tangan kanan terkepal ke atas.

Setelah itu, dunia langsung senyap dan gelap. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun