Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pilih, Putus Cinta atau Putus Rokok?

7 Oktober 2021   16:04 Diperbarui: 7 Oktober 2021   16:27 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merokok (Foto: shutterstock via kompas.com)

 

Putus cinta soal biasa, putus rokok luar biasa!

Itu kredo perokok yang sudah populer setidaknya sejak 1970-an.  Saya katakan sejak 1970-an, karena waktu itu saya sudah membaca kalimat itu digoreskan pada penampang bukit yang dibelah jalan raya di Toba sana.  Juga kerap terdengar diteriakkan pemuda kampungku yang kehabisan rokok, sambil minta sebatang rokok temannya.

Pilih! Rokok atau saya!

Itu adalah tantangan paling dungu dari seorang gadis kepada perjaka pacarnya yang perokok berat.  Disebut dungu karena si gadis mendegradasi nilainya menjadi setara nilai rokok.

Saya pilih rokok!

Itu jawaban lelaki pacarnya.  Sebab bagi lelaki itu, lebih baiklah memilih rokok yang nilainya setara  seorang gadis, ketimbang seorang gadis yang nilainya setara rokok.  Dua pilihan yang setara dungunya.

Itu sebabnya dikatakan "Putus cinta soal biasa, putus rokok luar biasa."  

Dan masuk akal juga sebenarnya.  Sebab lelaki yang putus cinta masih bisa nikmat merokok.  Tapi lelaki yang putus rokok, tak bisa menikmati sedapnya cinta.  Rokok dulu baru cinta.

Cinta bukan senjata pemutus rokok.

Saya hanya ingin bilang, jangan pernah gunakan cinta sebagai alasan untuk memutus tabiat merokok.  Terlalu rendah nilai cinta kalau digunakan sekadar senjata melawan rokok. Selain juga tak mempan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun