Reaksi pengenyahan itu tak terbatas pada Saipul seorang. Jika ada stasiun televisi atau podcast yang ngotot menampilkannya, maka mereka juga akan menjadi sasaran "reaksi pengenyahan".
Ajar Sosial bagi Peleceh Moral Sosial
Saya akan menjadi orang pertama yang menyingkir, jika ada provokasi untuk melemparkan "batu" pada Saipul Jamil.
Tak seorang manusia pun bersih. Tidak juga saya. Tapi saya tahu, setiap orang dikaruniai Tuhan akal-budi, sebagai modal spritual untuk berikhtiar membenahi moralitasnya. Tak terkecuali Saipul Jamil.
Karena itu kepada Saipul harus diberi kesempatan menjalani ajar sosial, sebagai proses memperbaiki moralitasnya. Kesempatan itulah yang hendak diberikan melalui "reaksi pengenyahan" oleh publik.Â
"Reaksi pengenyahan" itu adalah sanksi sosial dari hukum restitutif "ruang sosial semi-otonom". Tujuannya untuk pemulihan sosial bagi Saipul sendiri dan, sekaligus, pembersihan ruang publik dari "polusi amoralitas".Â
Bagaimana ajar sosial atau pemulihan itu akan dijalani Saipul, tergantung pada dirinya sendiri. Bisa saja dia misalnya menjadi "donatur bisu" Â bagi program pemulihan sosial dan psikologis anak-anak korban pencabulan.Â
Bisa melakukan kegiatan sosial kobstruktif apa saja. Tapi janganlah mendadak jadi penyuluh anti-pencabulan anak. Juga janganlah mendadak jadi pengkotbah moralitas. Itu jalan pintas yang sarat kemunafikan.Â
Di satu pihak, publik juga harus bersikap adil. Pada waktunya nanti, jika sudah laik sosial, maka Saipul harus diterima  kembali di ruang publik. Begitulah seharusnya suatu masyarakat menegakkan moralitas dan menyehatkan diri secara sinambung.(eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H