Pacaran malam  Minggu, banyak setannya. Pacaran hari Minggu, banyak malaikatnya. Tinggal pilih, mau ikut godaan setan atau kawalan malaikat. Pada dasarnya, sama asyiknya.
Karena punya sisa uang saku Rp 100,- di dompet, maka pasa suatu malam Minggu  di ujung bulan, Poltak mengajak Berta nonton bioskop besok paginya, hari Minggu. Namanya dimabuk cinta, Berta "ho oh" saja.
Poltak mengajak nonton Minggu pagi sebab itu jam Matine Show. Tiket super murah, hanya Rp 50 per orang. Kalau jam normal tiket Rp 100 (kelas kambing), Rp 150 (kelas satu), dan Rp 200 (lose).
Nonton Minggu pagi, berarti bolos ke gereja. Tak mengapalah. Namanya juga anak muda sedang berkasih-kasihan. Tuhan pasti maklumlah.
Tiba hari Minggu pagi, agar romantis, Polrak mengajak Berta jalan kaki saja ke bioskop. Dan jadilah seperti itu. Berdua jalan kaki sambil bergandeng tangan mesra.
Itulah yang mengilhami lagu "Sepanjang Jalan Kenangan" yang dipopulerkan Tetty Kadi.Â
Tiba di Bioskop Riang, film sudah main 15 menit yang lalu. Â Tak ingin kemesraan cepat berlalu, acara jalan kaki dilambat-lambatkan tadi.Â
Karena sudah telat 15 menit, Poltak tak perlu beli tiket ke loket. Dia cukup mengangsurkan uang Rp 50 kepada penjaga pintu bioskop. Beres, Â Poltak dan Berta bisa masuk nonton . Tiketnya jadi Rp 25 per orang.
Sebenarnya itulah tujuan Poltak berlambat-lambat jalan kaki. Efisiensi pemanfaatan modal pacaran. Harusnya bayar Rp 100 untuk nonton berdua. Karena telat 15 menit, cukup bayar Rp 50. Â Masih sisa modal Rp 50.
Bioskop memutar film nasional. Tak perlu diceritakan judul dan ceritanya. Sebab bagi Poltak dan Berta, bukan cerita film itu yang penting. Tapi cerita tentang mereka duduk berimpitan berdua di ruang gelap. (Kau pasti tahu apa yang kumaksud, bukan?) Â
Bubar nonton, Poltak mengajak Berta cengkerama ke Taman Bunga, Â di seberang Bioskop Riang. Ingat, Poltak masih punya modal Rp 50, bukan?