Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Puisi Anarkis, Kolaborasi Kenthir Kompasianer

22 Agustus 2021   18:12 Diperbarui: 22 Agustus 2021   18:51 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Felix Tani dan Siti Nazarotin, enam orang lainnya adalah buaya puisi. Siti Nazarotin tahunya cuma masak-masakan, sedangkan Felix Tani bisanya cuma makan-makan.

Begini proses kreatifnya tadi malam. 

Di tengah keriuhan perbincangan remeh-temeh tapi perlu, tiba-tiba Felix Tani membagikan sebait puisi di bawah judul "Puisi Malam Ini".

"Tadi siang langit biru, bulan putih. Malam ini bulan biru, langit hitam. Sebiru matamu, sehitam rambutmu."

Felix mengundang rekan-rekan segrup perpesanan melanjutkan bait kedua dan seterusnya. Tanpa ekspektasi apapun. Sebab anggota grup semua kenthir. Sulit diatur dan susah ditebak maunya. Serba intuitif dan serendip.

Eh, tetiba Indra Rahadian menyambung dengan indahnya:

"Melewatkan jingga senja. Penuh nestapa. Bintang-bintang berkelana. Seperti hadirmu, menerangiku dan pergi begitu saja."

Super sekali. Langsung disambar pula oleh Zaldy Chan dengan membagikan satu bait sendu.

"Pada sajian segelas kopi,  rasa manis acapkali mengalah teredam rasa pahit.
Senja masih menyisakan senyuman manis. Hingga, kau biarkan aku tenggelam dalam rasa sakit.
"

Super dua kali. Tiga lelaki beruntun memimpin. Langsung dikudeta srikandi Heni Pristiwaningsih.  

"Kau tahu bahwa sakit yang terpendam bukan hanya sekedar ungkapan rasa yang terabaikan. Namun lihatlah, tatkala rembulan itu menyingkap tirai malam yang dingin. Akupun mendekap kesunyian yang tersenyum bengis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun