Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengulik Kekacauan Tata Bahasa Admin Kompasiana

10 Maret 2021   14:39 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:28 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi pula saya kan sudah janji tidak akan mengritik Admin K tahun ini. (Jangan ada yang kasitau saya sudah pernah sekali melanggar janji itu.)  Itu sebabnya dalam judul ini saya gunakan kata "mengulik", bukan "mengritik".  Erti keduanya berbeda satu sama lain, walau tujuannya sama saja. (Nah, lo!)

Saya hanya ingin mengulik ikhwal tata bahasa yang digunakan Admin K dalam penjudulan artikel-artikelnya.  Tata Bahasa Indonesia, maksudku. Bukan Bahasa Inggris.  Saya hendak ulik tiga contoh judul saja dari artikel pengantar topil (topik pilihan).

Satu: "Doyan Sama Makanan Korea?"

Kalau saya mengunakan pola pikir Saminis (dalam arti kritis), maka judul itu akan saya artikan "Doyan serupa makanan Korea?" atau "Doyan berbarengan makanan Korea?"  Sebab dalam kbbi.net.id tertulis erti "sama" adalah "(1)  serupa (halnya, keadaannya, dan sebagainya); tidak berbeda; tidak berlainan, (2) berbarengan; bertepatan , (3) sepadan; seimbang; sebanding; setara.

Sebenarnya apa maksud Admin K dengan judul seperti itu.   Saya kutipkan paragraf pertama dalam artikel  itu:  "Adakah di antara kamu yang suka jajan tteokbokki, eomuk, kimchi, kimbab, dan ayam goreng ala Korea? Atau kamu lebih suka makan mie instannya alias ramyeon ala Korea yang punya banyak varian rasa?"  

Ah, jadi maksudnya menanyakan kedoyanan (ke)pada makanan Korea.  Kalau begitu, mengapa tidak ditulis "Doyan Pada Makanan Korea?" Atau lebih pendek lagi, "Doyan Makanan Korea?" 

Penyisipan kata "sama" dalam judul itu meneladan ragam bahasa pasaran.  Semisal, "Aku suka sama kamu."   Itu penggunaan kata "sama" yang salah kaprah.  Tapi, ya, itulah.  Orang yang mendapat ucapan itu ternyata membalas, "Aku benci sama kamu."  Aih, saling mengerti, tapi tak nyambung, kawan.

Foto: Admin K/Kompasiana
Foto: Admin K/Kompasiana

Dua:  "Meneladani Artidjo Alkostar"

Saya mengartikan judul itu begini.  Ada orang atau orang-orang yang memberi teladan kepada Artidjo Alkostar.  Sebab dalam kbbi.web.id ditulis arti "meneladani" adalah "memberi teladan."  

(Catatan, arti kedua "meneladani" dalam kbbi.web.id adalah "mengambil teladan".  Ini seratus persen ngaco.  Bagaimana mungkin satu kata memiliki dua arti yang bertolak-belakang? )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun