Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #041] Naik Delapan Belas, Tinggal Dua

2 Maret 2021   17:23 Diperbarui: 2 Maret 2021   17:49 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehutanan akan membibitkan buah makadamia itu.  Setelah  cukup besar, bibit akan ditanam membentuk sabuk hijau anti-api, pelindung hutan pinus,  entah di mana. Disebut anti-api karena lantai hutan makadamia itu basah dan bersih dari semak dan rumput, sehingga tidak bisa dilewati api.

"Setuju!"  Binsar dan Bistok menjawab bersamaan. 

 "Uangnya bisa untuk beli limun juga.  Biar pandai seperti Poltak."  Binsar menambahkan.  

"Limun pangkal pandai," timpal Bistok.

Tiga sekawan itu tertawa geli.  Mereka baru saja sukses  mengubah pepatah "rajin pangkal pandai" menjadi "limun pangkal pandai." Adakah seorang pujangga di negeri ini yang lebih kreatif dari mereka? (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun