Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tigapuluh Jam Tanpa Listrik di Jakarta

24 Februari 2021   05:17 Diperbarui: 24 Februari 2021   21:04 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret genangan banjir tanggal 20 Februari 2021 di satu ruas jalan di Mampang Prapatan Jakarta. Titik genangan ini sekitar 3 meter di atas dasar sungai Anak Kali Krukut (Dokpri)

Minggu, 21 Februari 2021, pukul 08.00 WIB

Hari Minggu, kami mangkir kebaktian Misa online dari gereja. Listrik masih padam, internet mati, dan semua hape kering baterenya. Tak mungkin mengakses Misa online. 

Ampunilah kami, ya Tuhan, atas mangkir Misa pada hari-Mu ini. Kalau Kau mau, Kau bisa menyalakan listrik di rumah kami. Tapi bukan mau kami, melainkan kehendak-Mu-lah yang terjadi. Maka listrik masih padam. 

Dengarlah, nama Tuhan telah dibawa-bawa. Apakah banjir dan listrik padam Jakarta telah membuat kami mendadak religius? Entahlah. 

Karena batere semua hape dan power bank sudah kwring, ditemani anak, saya pergi ke rumah orangtua di Kebayoran Baru untuk cas daya. Listrik di sana menyala. Jalan Tendean sudah kering, jadi kami bisa lewat dari situ.  

Langit Jakarta  tampak lumayan cerah. Tidak tetlihat tanda-tanda bakal turun hujan lagi. Itu bagus. Bisa membantu percepatan penyurutan genangan banjir di lingkar Gang Sapi Jakarta.

Minggu 21 Februari 2021, pukul 12.15 WIB

Semua hape dan power bank sukses 100 persen tercas di rumah orangtua. Setidaknya bisa bertahan sampai besok pagi, Senin, 22 Februari. 

Itu perhitungan paling sial. Karena menaruh asumsi banjir Jakarta tak kunjung surut. Soalnya Gubernur Anies Baswedan sudah mewanti-wanti warga akan risiko banjir kiriman dari hulu, Depok dan Bogor. 

Gubernur Jakarta Anies Baswedan mungkin telah menerakan satu inovasi solusi banjir di kotanya. Sejatinya bukan dengan inovasi teknologi anti-banjir, semacam naturalisasi sungai,  sumur resapan, normalisasi sungai, ataupun tanggul gigir pesisir. Tapi dengan inovasi sosial ini: wanti-wanti risiko banjir, lalu ungsikan warga ke lokasi bebas banjir.  Simpel, murah.

Merujuk peta lalu-lintas Google Map, saya mengambil jalan pulang ke Gang Sapi lewat Jalan Kemang Raya. Melintas pelan  di jalur elite kebanggaan Gubernur Anies Baswedan itu, saya melihat tiga mobil damkar sedang menggulung selang. Jalan Kemang Raya sudah kering. Mobil damkar itu bagian dari solusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun