Sabtu, 20 Februari 2021, pukul 07.00 WIB.Â
Saya baru selesai mandi pagi, masih di dalam kamar mandi. Mendadak gulita. Listrik padam. Tepatnya pemadaman. Â
"Kejadian lagi. Banjir dan pemadaman listrik." Ini persis kejadian awal Januari 2020. Saat Gang Sapi terkepung banjir akibat hujan ekstrim yang melimpaskan aliran Kali Krukut dan anak Krukut. Bedanya, tahun ini waktunya bergeser ke Februari. Mengikuti pergeseran musim hujan.
Saya teringat durasi dan ketinggian genangan air di pekarangan belakang dini hari tadi. Lebih lama dan lebih tinggi dibanding Januari tahun lalu. Dugaanku, banjir Februari ini lebih parah.
Saya keluar ke pekarangan depan. Menguping warga Gang Sapi ramai aduagih laporan banjir. "Kemang terendam dua meter. Mobil-mobil tenggelam." "Tendean  gak bisa dilewati." "Pondok Jaya kelelep seleher." "Pejagalan tenggelam." "Air Krukut naik tiga meter. Buncit enambelas parah. Air sampai ke depan kuburan." Laporan-laporan warga yang sudah kuduga. Tapi tetap saja bikin miris.
Saya masuk kembali ke dalam rumah, merujuk kondisi pada berita media online dan Google Map. Klop, terkonfirmasi. Laporan-laporan warga Gang Sapi benar belaka. Ditambah fakta ruas tol Simatupang di selatan, Cilandak-Pasarminggu, juga terendam banjir. Macet parah.
Sudah bisa dipastikan, hari ini saya serta istri dan anak tidak akan bisa kemana-mana. Terasing di "pulau" Gang Sapi. Di kepung banjir di sektor timur, selatan, barat, dan utara. Â Tanpa listrik. Lengkap sudah derita. Â
Ah, tak sepenuhnya derita. Masih tetap bersyukur kepada Tuhan. Rumah kami di Gang Sapi, karena berdiri di semacam "punggung naga", tidak ikut terendam banjir.
Sabtu, 20 Februari 2020, pukul 12.00 WIB
Makan siang seadanya di rumah. Nasi hangat, mujair goreng dan sambal kecap. Hidangan sempurna di tengah kepungan banjir. Terasa lebih nikmat dibanding menu hari tanpa banjir dan sarat listrik. Syukur kepada Tuhan.
Selepas makan siang, saya tercenung. Berpikir tentang warga yang rumahnya tergenang banjir di sekeliling Gang Sapi. Â Sangat mungkin persediaan makanan mereka ikut terendam, tak sempat diselamatkan. Kalaupun ada bahan makanan, dapur sudah terendam, tak mungkin memasaknya. Mau beli makanan juga sulit, karena warung makan sekitar juga tutup. Â Pesan layanan online food, ojek online susah tembus ke lokasi banjir. Â Tak terdengar pula ikhwal ada tidaknya dapur umum di Gang Sapi.