Hasil tani natural lebih tinggi levelnya dibanding hasil tani organik. Sebab pertanian organik masih mengolah tanah, membunuh gulma, dan menggunakan pupuk organik. Tanaman tidak dipersilahkan tumbuh natural.
Begitulah cara keluarga Poltak membantu upaya penyehatan bumi yang sedang sakit. Tidak perlu berkoar-koar kritik ini dan itu, anu dan ani. Cukup mempraktekkan pertanian natural skala mikro di pekarangan. Itu kritik keras kepada pertanian modern, sekaligus solusi cerdas atas kerusakan bumi yang ditimbulkannya.Â
Kalau Poltak bisa, kamu juga pasti bisa. Kuncinya, ada kemauan dan setapak kecil pekarangan. (*)
Rujukan:
[1] "Ampas! Itulah Makanan Kita Hari Ini," K.31.08.2020.
[2] Masanobu Fukuoka, Revolusi Sebatang Jerami, YOI: Jakarta, 1991.
[3] Shuichi Sugiyama dan Nagiko Tosima, "Perbandingan Kandungan Nutrisi Sayuran yang Ditanam  secara Alami dan yang Ditanam secara Konvensional," Fakultas Pertanian dan Ilmu Hayati Universitas Hirosaki, 2015 (Diterjemahkan dari Bahasa Jepang oleh Akira Nishimura)
[4] "Keluarga Poltak Melawan Kapitalisme dari Rumah," K. 16.06.2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H