Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keluarga Poltak Menyelamatkan Bumi dari Pekarangan Rumahnya

21 Februari 2021   19:59 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:48 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monokultur gandum mahaluas. Penyebab erosi dan reduksi keragaman hayati (Foto: 123rf.com)

Hasil tani natural lebih tinggi levelnya dibanding hasil tani organik. Sebab pertanian organik masih mengolah tanah, membunuh gulma, dan menggunakan pupuk organik. Tanaman tidak dipersilahkan tumbuh natural.

Begitulah cara keluarga Poltak membantu upaya penyehatan bumi yang sedang sakit. Tidak perlu berkoar-koar kritik ini dan itu, anu dan ani. Cukup mempraktekkan pertanian natural skala mikro di pekarangan. Itu kritik keras kepada pertanian modern, sekaligus solusi cerdas atas kerusakan bumi yang ditimbulkannya. 

Kalau Poltak bisa, kamu juga pasti bisa. Kuncinya, ada kemauan dan setapak kecil pekarangan. (*)

Rujukan:

[1] "Ampas! Itulah Makanan Kita Hari Ini," K.31.08.2020.

[2] Masanobu Fukuoka, Revolusi Sebatang Jerami, YOI: Jakarta, 1991.

[3] Shuichi Sugiyama dan Nagiko Tosima, "Perbandingan Kandungan Nutrisi Sayuran yang Ditanam  secara Alami dan yang Ditanam secara Konvensional," Fakultas Pertanian dan Ilmu Hayati Universitas Hirosaki, 2015 (Diterjemahkan dari Bahasa Jepang oleh Akira Nishimura)

[4] "Keluarga Poltak Melawan Kapitalisme dari Rumah," K. 16.06.2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun