(-) "Bangga dan puas walau gak dapat duit?"
(+) "Lha, iya. Kalau dapat duit itu namanya rejeki, Ri. Bukan bangga dan puas."
(-) "Oh, iya. Nada suara loe kesannya dendam banget sama gue."
(+) "Hahaha. Tapi ada juga motif yang kocakoplak. Â Buat pamer sama camer, biar hatinya lumer mengiklaskan anak gadisnya dipersunting Kompasianer."
(-) "Ada yang begitu? Berhasil?"
(+) "Kayaknya, sih gagal. Soalnya Ozy dan Gui masih awet jomlo, tuh."
(- & +) "Hahaha."
Perbincangan Ulara dan Ulari mendadak buyar. Seseorang telah menginjak ekor Ulara.
(+) "Woi! Daeng Khrisna! Nyari ide nulis diari, siih nyari aja. Gak usah pake nginjek ekor gue, dong!"
Khrisna: "Aih, itu ekor loe? Gue pikir tadi ekor kadal. Maaf, deh." (Lalu ngacir begitu saja)
(-) "Heran, gue. Kenape sih loe gak gigit balik Si Daeng Khrisna itu?"