Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Intuisi, Moda Pikir Merdeka untuk Penulis

4 Februari 2021   16:04 Diperbarui: 4 Februari 2021   19:12 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalahnya, memang, sekolah mengajarkan kita untuk mengedepankan pikiran rasional, logika empirik, sehingga karunia pikiran intuitif kita jadi lumpuh.

Benarlah kata-kata Samples,  "We have created a society that honors the servant and has forgotten the gift.” Ya, masyarakat modern, kita, lebih menghargai "hamba" (rasio) dan melupakan "karunia" (intuisi).

***

Moda pikir intuitif itu, menurutku, jumbuh  dengan faham anarkisme metode (against method) ala Paul Feyerabend. "Metodeku adalah tanpa-metode," kata Feyerabend. Itu untuk mengatakan "(metode) apa saja boleh" dalam riset, sejauh berujung pada kebenaran ilmiah. 

Nasihat Feyerabend itulah yang kuanut  dalam riset sosial.  Takpercaya adanya satu metode riset baku menuju kebenaran ilmiah tentang realitas sosial. 

Bagiku, kebenaran atas realitas sosial harus digali dengan menggunakan segala macam metode. Metode-metode itu harus ditemukan sendiri saat riset di lapangan. 

Dengan begitu, saya melakoni riset sebagai proses penemuan dua hal sekaligus, yaitu metode dan kebenaran ilmiah.  Saya selalu bilang, sebagai pertanggungjawaban,  "Saya berhasil menemukan metode risetku tepat pada saat kesimpulan riset selesai kurumuskan."

Intuisi, pikiran merdeka, itulah "senjata" utama untuk menjalankan "metode tanpa metode".  Bukan terutama rasio, pikiran kaku. Sebab rasio membawa konsekuensi ketundukan pada satu metode baku. 

Intuisi akan menghasilkan percikan-percikan serendipitas, temuan-temuan baru tak terduga. Itulah esensi proses riset sejati, penemuan kebaruan, sesuatu yang bersifat aposteriori.

Sebaliknya rasio, pikiran yang terpenjara oleh metode baku, akan membunuh serendepitas. Artinya, dia membunuh kesempatan penemuan kebaruan.  

Rasio atau metode baku hanya mencari dan mengambil data yang telah ditentukan, demi menguji kebenaran sebuah hipotesa. Itulah kebenaran yang telah dirumuskan secara apriori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun