Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Intuisi, Moda Pikir Merdeka untuk Penulis

4 Februari 2021   16:04 Diperbarui: 4 Februari 2021   19:12 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The intuitive mind is a sacred gift and the rational mind is a faithful servant." - Albert Einstein

Tiap kali bicara tentang intuisi, saya selalu ingat ujaran Einstein itu. Ya, saya sepakat dengan ujarannya.  Pikiran intuitif,  intuisi, inti kecerdasan manusia, adalah kurnia suci. Sedangkan pikiran rasional, rasio, kulit kecerdasan, adalah hamba setia.  

Moda pikir intuitif  itulah, bukan rasio,  yang sejak 1980-an  saya anut dalam kerja riset sosial. Dengan sendirinya, tentu saja, juga dalam kerja penulisan yang mengikut. 

Itu kulakukan bukan karena meragukan rasio. Sama sekali, bukan. Tapi karena intuisi, menurut pengalamanku, adalah pikiran yang merdeka. 

Intuisi itu merdeka dari penjajahan pakem-pakem metode yang kaku, sempit, dan memaksa. Dengan begitu dia, pikiran merdeka, itu bisa tiba pada kebenaran hakiki.

Saya sepakat dengan pendapat Samples tentang intuisi Einstein (The Metaphoric Mind: A Celebration of Creative Consciousness, 1976). Katanya, moda pikir intuitif, atau metaforik, itu sesuatu yang takbiasa. Selayaknya anak kecil, dia liar seliarnya, bebas sebebasnya. Ya, itulah berpikir merdeka.

Begitulah, dengan intuisinya, pikiran bebas merdeka, Einstein berhasil merumuskan Teori Relativitas Umum untuk mengoreksi Teori Gravitasi Newton.  Kata Newton, planet dan benda angkasa bergerak pada bidang lurus jika tidak dipengaruhi gaya gravitasi.  

Tidak, kata Einstein, gravitasi bukan gaya. Dia adalah konsekuensi massa yang mendistorsi anyaman ruang-waktu (spacetime) menjadi lengkung.  Karena itu, lanjutnya, cahaya akan berbelok jika melintas di dekat planet.

Itulah hasil kekuatan intuisi Einstein.  Dia yakin akan kebenarannya. Kendati dia tak pernah membuktikannya secara empiris. Kelak, ekspedisi Eddington membuktikan kebenaran teori Einstein itu.

Tapi, seseorang tentu saja tidak harus menjadi seperti Einstein, atau Stephen Hawking, untuk bisa berpikir intuitif.  Setiap orang bisa  berpikir intuitif, seperti halnya berpikir rasional.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun