Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jalan Panjang Sesuap Nasi di Indonesia

11 Januari 2021   16:34 Diperbarui: 12 Januari 2021   14:11 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari timesindonesia.co.id

Tidak, tidak begitu.  Poltak sekama ini tak memperhitungkan jalan panjang, 6-7 tahun, yang dilalui sesuap nasi itu. Negara, swasta, dan petani telah mengeluarkan banyak uang, jika semua korbanan dikonversi ke dalam nilai uang, untuk bisa menghasilkan benih, gabah, dan beras bermutu tinggi bagi rakyat Indonesia.

Jadi, mulai hari ini, saat kita mengunyah sesuap nasi, baiklah jika mengingat 6-7 tujuh tahun yang telah dilalui nasi itu sebelum tiba di dalam mulut dan kemudian perut kita.   Ini mestinya menyadarkan bahwa kita, umat pengunyah nasi ini, telah melahap makanan yang sangat mahal harganya setiap hari, dua atau tiga kali sehari.

Apa implikasinya pada sikap kita?  Sikap Poltak mungkin bisa menjadi teladan.  Sadar bahwa beras itu makanan yang sangat mahal, kini dia bertekad untuk mengurangi konsumsi nasi. Katanya, "Bukan jumlahnya yang penting, tapi kualitasnya."

Begitulah. Pemerintah, pengusaha dan petani berjuang mewujudkan swasembada beras denganccara nenibgkatkan oroduksi dan produktivitas padi. Sementara Poltak berjuang dengan cara mengurangi tingkat konsumsi.

Demikian Poltak Center menulis untuk Kompasiana.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun