Bistok, Alogo, dan Togu langsung lompat. Lalu ikut tunggang-langgang di belakangcBinsar. Â
Poltak melihat ke arah utara. Di kejauhan terlhat seorang laki-laki berjalan ke arah mereka sambil membawa karung goni. Konon, itu ciri pamangus, penculik anak kecil untuk tumbal pembangunan jembatan atau gedung bertingkat.
 "Jonder! Ayo! Lari!" Poltak disergap ketakutan dan balik badan untuk lari.
"Poltak! Tolonglah aku!" Â
Jonder meraung dan mengiba. Minta tolong. Dia masih meringkuk menahan sakit di tanah. Pipinya basah oleh air mata.
Poltak urung lari. Berbalik menatap Jonder. Belas kasihnya terbit. Dia segera membantu Jonder berdiri. Lalu menggandeng, tepatnya menyeret, lawannya itu lari terbirit-birit menyelamatkan diri.
Sejak saat itu tidak ada lagi sakit hati antara Jonder dan Poltak. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H