"Bahaya ini," Poltak membatin. "Bisa ribut kalau Ama Ringkot ketahuan mencuri tanggalan." Poltak yakin benda yang tadi disembunyikan  Ama Ringkot di pohon pisang adalah tanggalan yang raib itu.Â
"Tapi bagaimana cara mengambilnya." Poltak berpikir keras. "Ompung, tolong," teriaknya dalam hati.
"Ama Ringkot! Naik ke sini sebentar! Bantu angkat jenazah ke halaman rumah!" Terdengar teriakan kakek Poltak memanggil dari dalam rumah Ompu Maruhal.Â
Pertolongan telah tiba. Takada warga Panatapan yang berani membantah perintah kakek Poltak, tetua adat kampung. Tidak juga Ama Ringkot.
"Saatnya jadi pahlawan," desis Poltak. Dia tak hendak menyia-nyiakan kesempatan terbaiknya.Â
Hanya sekedip setelah Ama Ringkot naik tangga dan masuk ke dalam rumah, Poltak langsung melompat dan berlari secepat rase ke pohon pisang tempat Ama Ringkot tadi menyembunyikan sesuatu. (Bersambung)
Â
Â
Â
Â
 Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H