Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #005] Sengketa Padang Penggembalaan

9 September 2020   16:30 Diperbarui: 10 September 2020   18:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar. Tanah Holbung itu memang bukan milik warga Toruan atau pun Panatapan. Itu adalah tanah milik Tuan Willem, seorang tuan kebun  yang sudah lama meninggal dunia. Ahli warisnya, tinggal di Siantar, tak pernah mengurus tanah itu.

Argumen Binsar ada dasar hukum adatnya.  Siapa yang lebih dulu memanfaatkan tanah Holbung itu, maka hak pakai utama ada padanya. Warga Panatapanlah yang pertama memanfaatkannya sebagai padangcpenggembalaan.

Di tengah tarik urat lehercitu, Poltak rupanya mulai kerepotan.  Si Harbangan, kerbau jantan miliknya sudah berontak mau menyerang kerbau jantan milik anak-anak Kampung Toruan.  

Dia mencekal sekuat tenaga giwang hidung kerbaunya, agar tidak lepas lalu beradu tanduk. Bisa gawat, kalau sampai kejadian.

Bistok juga tak kurang hebohnya.  Dia sibuk mengusir seekor kerbau jantan milik anak-anak Toruan.  

Pejantan itu rupanya sedang kasmaran lalu mulai mengendus-endus kerbau betina milik Bistok. Bah, kurang ajar.  Haram hukumnya kerbau betina Panatapan dihamili kerbau jantan Toruan.  

"Kalian maunya apa!  Berkelahi?  Ayo!"  Tongam menantang. Tiga orang temannya berdiri dengan sikap mendukung di belakangnya.

"Bah! Jangan berkelahi. Nanti kalau Pak Porhanger tahu, bahaya.  Kita bisa dihukum di Sekolah Minggu."  Poltak menengahi.  

Anak-anak Panatapan dan anak-anak Toruan itu satu kelas Sekolah Minggu di Gereja Katolik Aeknatio. Orang yang disebut Pak Porhanger itu adalah Ama Rumiris, voorhanger, penatua gereja, guru Sekolah Minggu.

Tongam surut.  Binsar juga.  Pikir mereka, benar juga kata Si Poltak.  Urusan perkelahian anak-anak menang bisa runyam kalau beritanya sampai ke kuping Pak Voorhanger.  Hukuman bersih gereja, dengan bonus nasihat panjang, pasti dijatuhkan.

Kejadian perkelahian pastilah sampai ke kuping Pak Voorhanger.  Karena, tidak seperti orang dewasa, anak kecil sulit menjaga rahasia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun