Artikel-artikel mereka memperkaya pengetahuan dan pemahaman saya tentang masyarakat NTT, khususnya masyarakat pedesaan. Â Sebelumnya, dalam satu tim riset, awal 1990-an saya pernah melakukan riset sosial di Kabupaten Ende, Flores selama sebulan penuh. Â Saya bersyukur bisa memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat Ende-Lio, Flores. Â Bonusnya, saya senang pada akhirnya dapat menginjakkan kaki di depan Percetakan Arnoldus, Ende Flores, duapuluh tahun setelah namanya saya baca di sampul buku-buku rohani.
Saya sungguh menghargai pilihan sejumlah rekan Kompasianer NTT untuk menulis tentang masyarakat dan alam daerahnya sendiri. Â Mengangkat ragam kisah dan masalah lokal ke ruang publik skala nasional bahkan global seperti Kompasiana ini besar manfaatnya. Pertama, dunia menjadi tahu tentang masalah-masalah lokal di sudut-sudut nusantara. Â Kedua, sangat mungkin ada orang atau badan yang tertarik untuk mengembangkan potensi lokal atau membantu masalah-masalah lokal yang diwartakan para Kompasianer. Â Bagaimanapun, komunikasi adalah awal solusi untuk permasalahan dan kemajuan.
Saya sendiri misalnya sudah mencoba dengan rekan-rekan Kompasianer Manggarai NTT berdiskusi untuk menemukan solusi atas kemandegan pembangunan pertanian pangan, khususnya padi sawah, di sana. Â Saya tidak mau mengklaim bahwa diskusi kami telah menghasilkan solusi terbaik. Â Tapi sekurangnya kami telah mencoba untuk merumuskan beberapa langkah kecil untuk keluar dari keterbelakangan pertanian sawah di sana.
***
Jika saya mengangkat Kompasianer NTT di sini, tak berarti hal itu menafikan rekan-rekan Kompasianer dari daerah lain. Â Sama seperti Kompasianer NTT, para Kompasianer dari daerah lain juga telah mengangkat isu-isu menarik tentang daerah mereka ke ruang publik Kompasiana. Â Saya kira, artikel-artikel mereka juga setara nilainya dengan artikel-artikel rekan Kompasianer NTT.
Ikatan emosional saya dengan NTT, khususnya Ende-Flores, itulah yang menuntun preferensi saya untuk mengangkat kiprah rekan-rekan Kompasianer NTT di sini. Â Tujuannya bukan untuk mengagung-agungkan mereka, melainkan semata untuk menyemangati mereka agar lebih gigih lagi dan lebih konsisten untuk mengangkat segala persoalan lokal di daerahnya ke ruang publik dunia.Â
Menulis artikel pastilah membuahkan kebaikan. Mungkin dari ruang publik itu kelak akan datang pula perhatian untuk daerah NTT, entah dalam bentuk kunjungan wisata, program pengembangan masyarakat, atau sekadar saran atau masukan untuk pembangunan masyarakat.
Saya pikir cukuplah pengakuan kekaguman sekaligus dukungan saya untuk rekan-rekan Kompasianer NTT. Â Saya tulis ini kepada mereka sebagai sepucuk surat yang gagal dikirimkan lewat Kantor Pos.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H