Dengan segala maaf, mohon ijin menggunakan istilah pejoratif "kadrun" di sini. Istilah yang, jujur, saya tidak suka.
Istilah ini tidak ada dalam KBBI. Dia lahir dari rahim "politik olok-olok" sewaktu dan pasca-Pilpres 2019.Â
Istilah "kadrun", singkatan "kadal gurun", itu menunjuk pada "aktivis dan simpatisan politik keagamaan anti-Jokowi yang kearab-araban." (1,2)
Saya tidak yakin  ada "kadrun" dalam pengertian itu di negeri ini?  Itu cuma pelabelan sosial. Â
Itu sebuah stereotip. Dikenakan sekelompok mahluk politik kepada sekelompok mahluk politik lain yang dianggap berseberangan. Â
Lalu apa hubungan "kadrun" dan Ade Armando? Sehingga muncul frasa "musuh segala kadrun"?
Ade Armando itu aktivis politik kritis. Â Lewat seri video "akal sehat" di saluran Cokro TV-Youtube, Ade tak lelah-lelahnya menganjurkan penggunaan "akal sehat" di semua bidang kehidupan.
Dalam video-videonya Ade, akademisi UI, itu kerap merujuk pada "kadrun" sebagai mahluk sosial yang tak punya akal sehat. Bagi Ade "kadrun" adalah kaum "sesat pikir" atau "Si Dungu."
Karena Ade adalah pembela akal sehat sedangkan "kadrun" penganut sesat pikir, maka antara Ade dan "kadrun" terbangun "permusuhan". Â
Tapi, pertanyaannya, siapa sebenarnya memusuhi siapa? Ade itukah yang memusuhi "kadrun" atau sebaliknya?
***
Soal siapa memusuhi siapa, nanti disimpulkan di akhir. Â