Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulau Samosir Itu Ciptaan Siapa

19 Februari 2020   21:52 Diperbarui: 27 Februari 2020   08:15 3161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu komunitas Batak yang menyebar ke Pulau Samosir adalah keturunan Si Raja Lontung, anak Sariburaja, generasi keempat orang Batak pada garis darah Tateabulan.  

Keturunan Si Raja Lontung mencakup tujuh marga induk orang Batak yaitu Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Siregar, dan Aritonang.  Ditambah dua "boru" yang dianggap "anak" (putra) yaitu Sihombing (Siboru Amakpandan) dan Simamora (Siboru Panggabean).  

Demikian asal-usulnya sehingga sekarang misalnya marga Sinaga berkampung di Palipi, Nainggolan di Nainggolan, Pandiangan di Onanrunggu.  Pada generasi-generasi berikutnya marga-marga kelompok Lontung itu kemudian menyebar ke wilayah luar Samosir.

Marga Sinaga perlu menjadi catatan khusus, karena tergolong marga besar etnik Batak. Bona Pasogit, Kampung Pertama, marga Sinaga adalah Desa Urat, Palipi (desa ini sekarang sudah dimekarkan).  Tokoh terpenting marga Sinaga adalah Ompu Paltiraja.  

Pada masa kependeta-rajaan Sisingamangaraja XI di wilayah Sumba (Isumbaon), yang berpusat di Bakkara, Ompu Paltiraja merupakan pendeta-raja untuk wilayah Lontung di Samosir.  

Tetapi waktu itu ada persaingan juga untuk menjadi pendeta raja bius Lontung dengan keturunan Ompu Tuan Situmorang yang berkampung di Harianboho, di kaki Pusukbuhit.  

Persaingan itu berdampak pada kekompakan orang Batak pada masa Perang Batak.   Kelompok Situmorang, diwakili Ompu Babiat (generasi ketiga Situmorang, ayah sastrawan Sitor Situmorang),  yang merupakan hulahula Sisingamangaraja XII mendukung perjuangan Sisingamangaraja XI melawan Belanda.   Sedangkan Ompu Paltiraja, kelompok boru untuk Sisingamangaraja XII,  bersikap netral.

Begitulah. Menurut sejarahnya, secara sosio-politis antara Samosir "dalam" (pulau) dan Samosir  "luar" (daratan seberang barat Danau Toba) pernah terjadi persaingan antara orang Batak.   Sekarang dua wilayah ini menyatu dalam Kabupaten Samosir yang beribu-kotakan Pangururan.

Pulau Ciptaan Belanda

Saatnya kini menjawab pertanyaan di awal. Siapakah yang menciptakan Pulau Samosir? Jawabnya:  "Pemerintah Kolonial Belanda!" Tepatnya tercipta karena penjajahanoleh Belanda atas Tanah Batak. Itulah yang sebenarnya.

Ceritanya begini.  Menjelang usainya Perang Batak (1878-1907), pada tahun-tahun Sisingamangaraja XII dalam "pelarian", Pemerintah Kolonial Belanda terus meluaskan kekuasaan politiknya atas wilayah Tanah Batak, khususnya wilayah lingkar Danau Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun