Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Surat Terbuka kepada Pak Jokowi

11 April 2019   21:29 Diperbarui: 12 April 2019   08:39 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyapa pendukungnya yang mengikuti kampanye rapat umum di Stadion Temenggung Abdul Jamal, Mukakuning, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (6/4/2019).
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyapa pendukungnya yang mengikuti kampanye rapat umum di Stadion Temenggung Abdul Jamal, Mukakuning, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (6/4/2019).

Karena itu untuk Kampanye Pamungkas Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf tanggal 13 April 2019 nanti, saya ingin sampaikan sebuah gagasan kampanye berjiwa Bhinneka Tunggal Ika kepada Bapak.

Ini sebuah gagasan yang tidak mandeg pada sekadar "Konser Purih Bersatu" yang sedang dipersiapkan Mas Abdee. Bukannya konser itu jelek. Bukan. Tapi saya membaca gelagat kemandegan inovasi kampanye di situ. Sebab apa bedanya itu dengan pentas dangdutan yang menutup jalan pada sebuah pesta nikah di Jakarta?

Saya mengusulkan sebuah gagasan Kampanye Pamungkas yang saya namai "1,200 Km Rantai Bhinneka Tunggal Ika".

Ide dasarnya adalah rantai manusia aneka suku, ras, agama, dan golongan sosial yang bergandeng-tangan sepanjang  1,200 km Rantai dari Merak di ujung barat Pulau Jawa sampai ke Banyuwangi di ujung timurnya.

Angka 1,200 km itu adalah jarak Merak-Banyuwangi. Sekaligus jarak tol Trans-Jawa yang sedang Pak Jokowi bangun untuk menghubungkan dua kota itu.

Pak Jokowi pasti tahu, jalur Merak-Banyuwangi kini adalah koridor aglomerasi yang menyatukan kota-kota di Jawa. Di sepanjang jalur itu terdapat warga pendukung Pak Jokowi dari ragam latar sosial. Mulai dari buruh sampai majikan, tani/nelayan sampai industriawan, penganggur sampai pegawai, pengasong sampai saudagar, dan pengemis sampai hartawan.

Saya yakin, mereka akan bersukaria bergandeng-tangan mulai dari Merak sampai Banyuwangi untuk menyatakan dukungan dan kecintaannya kepada Pak Jokowi. Karena pada diri Pak Jokowi, meteka melihat bayangan mereka dan masa depan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.

Saya membayangkan GBK Senayan tetap menjadi simpul utama 1,200 km rantai "Bhinneka Tunggal Ika" itu. Dari GBK rantai terentang ke Merak di barat dan  ke Banyuwangi di timur, sepanjang jalan raya penghubung dua kota itu.

Simboliknya, jika pada masa Hindia Belanda,  di bawah Gubernur Jenderal H.W. Daendels jalur "Anyer-Panarukan" adalah "rantai penderitaan rakyat", maka pada masa Indonesia Merdeka, di bawah Presiden Jokowi jalur Merak-Banyuwangi adalah "rantai kemakmuran rakyat".

Saya membayangkan satu momen Pak Jokowi dari GBK Senayan memimpin aksi menyanyikan lagu nasional "Garuda Pancasila" dan "Satu Nusa Satu Bangsa"  secara serentak oleh 1,200 km "rantai manusia" Bhinneka Tunggal Ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun