Karena itu untuk Kampanye Pamungkas Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf tanggal 13 April 2019 nanti, saya ingin sampaikan sebuah gagasan kampanye berjiwa Bhinneka Tunggal Ika kepada Bapak.
Ini sebuah gagasan yang tidak mandeg pada sekadar "Konser Purih Bersatu" yang sedang dipersiapkan Mas Abdee. Bukannya konser itu jelek. Bukan. Tapi saya membaca gelagat kemandegan inovasi kampanye di situ. Sebab apa bedanya itu dengan pentas dangdutan yang menutup jalan pada sebuah pesta nikah di Jakarta?
Saya mengusulkan sebuah gagasan Kampanye Pamungkas yang saya namai "1,200 Km Rantai Bhinneka Tunggal Ika".
Ide dasarnya adalah rantai manusia aneka suku, ras, agama, dan golongan sosial yang bergandeng-tangan sepanjang  1,200 km Rantai dari Merak di ujung barat Pulau Jawa sampai ke Banyuwangi di ujung timurnya.
Angka 1,200 km itu adalah jarak Merak-Banyuwangi. Sekaligus jarak tol Trans-Jawa yang sedang Pak Jokowi bangun untuk menghubungkan dua kota itu.
Pak Jokowi pasti tahu, jalur Merak-Banyuwangi kini adalah koridor aglomerasi yang menyatukan kota-kota di Jawa. Di sepanjang jalur itu terdapat warga pendukung Pak Jokowi dari ragam latar sosial. Mulai dari buruh sampai majikan, tani/nelayan sampai industriawan, penganggur sampai pegawai, pengasong sampai saudagar, dan pengemis sampai hartawan.
Saya yakin, mereka akan bersukaria bergandeng-tangan mulai dari Merak sampai Banyuwangi untuk menyatakan dukungan dan kecintaannya kepada Pak Jokowi. Karena pada diri Pak Jokowi, meteka melihat bayangan mereka dan masa depan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.
Saya membayangkan GBK Senayan tetap menjadi simpul utama 1,200 km rantai "Bhinneka Tunggal Ika" itu. Dari GBK rantai terentang ke Merak di barat dan  ke Banyuwangi di timur, sepanjang jalan raya penghubung dua kota itu.
Simboliknya, jika pada masa Hindia Belanda, Â di bawah Gubernur Jenderal H.W. Daendels jalur "Anyer-Panarukan" adalah "rantai penderitaan rakyat", maka pada masa Indonesia Merdeka, di bawah Presiden Jokowi jalur Merak-Banyuwangi adalah "rantai kemakmuran rakyat".
Saya membayangkan satu momen Pak Jokowi dari GBK Senayan memimpin aksi menyanyikan lagu nasional "Garuda Pancasila" dan "Satu Nusa Satu Bangsa" Â secara serentak oleh 1,200 km "rantai manusia" Bhinneka Tunggal Ika.