Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Siborongborong, Daging Kuda dan Sayur Kol

9 Februari 2019   15:25 Diperbarui: 16 Februari 2019   08:37 2933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang Bisa Dikembangkan?

Saya kira, Siborongborong rugi jika tidak memanfaatkan potensi Bandara Internasional Silangit untuk pengembangan wisata.

Salah satunya adalah wisata kopi dari hilir ke hulu. Ini paket wisata yang dimulai dari menyeruput segelas kopi Lintong terbaik di kedai kopi Siborongborong, lalu ke pabrik pengolahan kopi, pasar kopi, sampai kemudian ke kebun kopi di hulunya. Tentu dengan bonus cerita kopi, antara lain mengenal sejarah, ragam jenis dan mutu kopi setempat.

Kedua, menghidupan kembali tradisi pacuan kuda Siborongborong. Tentu banyak yang harus dibenahi. Lintasan harus standar. Begitupun perlengkapan joki dan kuda. Serta keselamatan joki, kuda, dan penonton. Sebab pacuan kuda bukanlah setor nyawa.

Ketiga, tentu saja kuliner khas sana. Agar lebih dipoles rasa dan kebersihannya. Setidaknya bisa disajikan dua pilihan untuk para pelancong yang mendarat di Silangit.

Nasi lokal, lauk daging kuda, dan sayur kol di kedai makan, bagi mereka yang lapar. Atau secangkir kopi pahit dan ombusombus hangat di kedai kopi, bagi mereka yang perlu melawan udara dingin Siborongborong. Atau tambah secangkir lagi, jika tak sudi tidur malam.

Begitulah Siborongborong yang aku tahu. Aku, Felix Tani, petani mardijker, sudah makan ombusombus dan minum secangkir kopi di sana.

Oh ya, sudah tahu mengapa lagu "Sayur Kol"-nya Punxgoaran itu menyesatkan?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun