Apa yang Bisa Dikembangkan?
Saya kira, Siborongborong rugi jika tidak memanfaatkan potensi Bandara Internasional Silangit untuk pengembangan wisata.
Salah satunya adalah wisata kopi dari hilir ke hulu. Ini paket wisata yang dimulai dari menyeruput segelas kopi Lintong terbaik di kedai kopi Siborongborong, lalu ke pabrik pengolahan kopi, pasar kopi, sampai kemudian ke kebun kopi di hulunya. Tentu dengan bonus cerita kopi, antara lain mengenal sejarah, ragam jenis dan mutu kopi setempat.
Kedua, menghidupan kembali tradisi pacuan kuda Siborongborong. Tentu banyak yang harus dibenahi. Lintasan harus standar. Begitupun perlengkapan joki dan kuda. Serta keselamatan joki, kuda, dan penonton. Sebab pacuan kuda bukanlah setor nyawa.
Ketiga, tentu saja kuliner khas sana. Agar lebih dipoles rasa dan kebersihannya. Setidaknya bisa disajikan dua pilihan untuk para pelancong yang mendarat di Silangit.
Nasi lokal, lauk daging kuda, dan sayur kol di kedai makan, bagi mereka yang lapar. Atau secangkir kopi pahit dan ombusombus hangat di kedai kopi, bagi mereka yang perlu melawan udara dingin Siborongborong. Atau tambah secangkir lagi, jika tak sudi tidur malam.
Begitulah Siborongborong yang aku tahu. Aku, Felix Tani, petani mardijker, sudah makan ombusombus dan minum secangkir kopi di sana.
Oh ya, sudah tahu mengapa lagu "Sayur Kol"-nya Punxgoaran itu menyesatkan?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H