Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wisata Ekologi Budaya Baktiraja Tanah Batak

18 Desember 2018   13:11 Diperbarui: 21 Desember 2018   14:50 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembah Bakkara atau Baktiraja yang elok dilihat dari Panatapan (Foto: tourtoba.com)

Menjelang panen, ada pula upacara mangamoti, syukuran panen. Warga makan nasi dari panen pertama secara bersama, dengan lauk daging ternak (babi), atas biaya bersama. Jika datang ke Baktiraja menjelang panen, upacara ini masih dapat disaksikan antara lain di kampung Tipang. 

Artefak ketiga adalah Ruma Siamporik, lumbung padi berbentuk rumah adat mini. Di kampung-kampung tua, misalnya di Desa Marbun, masih bisa ditemukan ruma siamporik peninggalan leluhur warga Baktiraja.

Artefak keempat, yang dapat disaksikan di sudut-sudut Baktiraja tentu saja ternak kerbau sebagai tenaga utama untuk membajak sawah. Dahulu ternak kerbau dikandangkan di kolong rumah Batak yang memang tinggi, sekitar 2 meter. 

Setelah itu semua, barulah pergi melihat artefak utama inti budaya lembah orang Batak di Baktiraja, yaitu hamparan persawahan, lengkap dengan tali air atau sistem irigasi tradisionalnya yang diatur oleh seorang Raja Bondar (pemangku irigasi). 

Di masa lalu sebelum berlakunya sistem upah, kegiatan di sawah dilakukan dengan cara marsialapari (marsiadapari), gotong-royong, atau sambatan (Jawa). Pemilik sawah hanya menanggung makan siang dan sore untuk tetangga kampung yang bekerja mencangkul, menanam, ataupun memanen padi di sawahnya.

Keindahan Ekologi Budaya Baktiraja

Keindahan ekologi budaya Baktiraja atau Bakkara dengan sangat indah juga digambarkan oleh tonggo-tonggo (doa) Sisingamangara, yang penggalannnya sebagai berikut:

"Tano Bakkara Toba, na mardindinghon dolok, na marhire-hire ombun/Parsampuran maragap-agap, sampuran marugup-ugup/Parbinanga sisola huta, pargadu-gadu siboltaklangit, parmuara baba lubis/ Partao na songon salaon ginaru, parriap-riap na songon hambing na modom."

Terjemahan bebasnya:

"Tanah Bakkara Toba, berdindingkan gunung, bertiraikan mega/Air terjunnya bergelora, jeramnya berbuih-buih/Sungainya membelah kampung, tali airnya membelah langit, muaranya berpusaran/Danaunya tak pernah diam, riak airnya laksana kawanan domba tidur."

Budaya lembah orang Batak Bakkara itulah yang telah menciptakan keindakan ekologi budaya Baktiraja. Sebagaimana digambarkan oleh "puisi" tua itu.

Ke sanalah aku, Felix Tani, petani mardijker, akan pergi, untuk mereguk pesona keindahan ekologi budaya asli Batak Toba.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun