Menjelang panen, ada pula upacara mangamoti, syukuran panen. Warga makan nasi dari panen pertama secara bersama, dengan lauk daging ternak (babi), atas biaya bersama. Jika datang ke Baktiraja menjelang panen, upacara ini masih dapat disaksikan antara lain di kampung Tipang.Â
Artefak ketiga adalah Ruma Siamporik, lumbung padi berbentuk rumah adat mini. Di kampung-kampung tua, misalnya di Desa Marbun, masih bisa ditemukan ruma siamporik peninggalan leluhur warga Baktiraja.
Artefak keempat, yang dapat disaksikan di sudut-sudut Baktiraja tentu saja ternak kerbau sebagai tenaga utama untuk membajak sawah. Dahulu ternak kerbau dikandangkan di kolong rumah Batak yang memang tinggi, sekitar 2 meter.Â
Setelah itu semua, barulah pergi melihat artefak utama inti budaya lembah orang Batak di Baktiraja, yaitu hamparan persawahan, lengkap dengan tali air atau sistem irigasi tradisionalnya yang diatur oleh seorang Raja Bondar (pemangku irigasi).Â
Di masa lalu sebelum berlakunya sistem upah, kegiatan di sawah dilakukan dengan cara marsialapari (marsiadapari), gotong-royong, atau sambatan (Jawa). Pemilik sawah hanya menanggung makan siang dan sore untuk tetangga kampung yang bekerja mencangkul, menanam, ataupun memanen padi di sawahnya.
Keindahan Ekologi Budaya Baktiraja
Keindahan ekologi budaya Baktiraja atau Bakkara dengan sangat indah juga digambarkan oleh tonggo-tonggo (doa) Sisingamangara, yang penggalannnya sebagai berikut:
"Tano Bakkara Toba, na mardindinghon dolok, na marhire-hire ombun/Parsampuran maragap-agap, sampuran marugup-ugup/Parbinanga sisola huta, pargadu-gadu siboltaklangit, parmuara baba lubis/ Partao na songon salaon ginaru, parriap-riap na songon hambing na modom."
Terjemahan bebasnya:
"Tanah Bakkara Toba, berdindingkan gunung, bertiraikan mega/Air terjunnya bergelora, jeramnya berbuih-buih/Sungainya membelah kampung, tali airnya membelah langit, muaranya berpusaran/Danaunya tak pernah diam, riak airnya laksana kawanan domba tidur."
Budaya lembah orang Batak Bakkara itulah yang telah menciptakan keindakan ekologi budaya Baktiraja. Sebagaimana digambarkan oleh "puisi" tua itu.