Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Studi Kasus Pembangunan Semu di Jakarta

17 Agustus 2018   18:08 Diperbarui: 18 Agustus 2018   04:42 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta tumbuh ke atas meninggalkan warganya di bawah (Foto: kompas.com)

Sistem  lalu-lintas ganjil-gena tadinya hanya berlaku sebatas Sudirman-Thamrin, Gatot Subrota, dan Rasuna Said. Sekarang meluas  ke timur  (MT Haryono, DI Panjaitan), selatan (Kartini, Pondok Indah), barat (S. Parman) dan utara (Benyamin Suaeb).  

Aslinya kebijakan ganjil-genap  dimaksudka Pemda Jakarta sebelumnya sebagai transisi menuju sistem jalan berbayar. Sambil menunggu MRT dan LRT operasional.

Nah, perluasan sistem ganjil-genap itu diklaim Pemda Jakarta mengurangi kemacetan secara signifikan. Ya, tentu saja begitu di ruas-ruas jalan ganjil-genap.

Tapi coba lihat kondisi jalan-jalan alternatif.  Kemacetan bertambah parah. Jadi kalau dihitung secara agregat Jakarta, tingkat kemacetan sebenarnya tidak berubah.

Ini hanya memindahkan kemacetan dari jalan-jalan utama ke jalan-jalan alternatif. Artinya, kelancaran di jalan-jalan utama itu bersifat semu. Sekali sistem ganjil-genap dihapus, jalanan pasti macet lagi.

Hanya kalau sistem transportasi publik modern terintegrasi yang pernah dijanjikan Pak Anies Baswedan bisa direalisir, barulah ada harapan kemacetan akan berkurang.

Kasus 3: Naturalisasi Sungai

Untuk menata daerah aliran sungai, Pak Anies Baswedan menjanjikan naturalisasi sungai. Ini istilah lain untuk normalisasi sungai era Pak Ahok. Semacam mie instanvyang sama dengan bungkus yang beda.

Dengan naturalisasi sungai, yang dibayangkan tentunya adalah pemulihan ekosistem sungai menjadi alami seperti semula. Sebagai hasilnya,  sungai-sungai Jakarta akan berair jernih dan bersih serta tak berbau.

Tapi itu hanya bayangan. Faktanya tidak ada naturalisasi sungai di Jakarta sejauh ini.  

Yang ada justru  "kamuflase" di Kali Item. Sungai dikerudungi waring, sekaligus diberi perlakuan teknologi nano buble dan teknologi mikroba, untuk menghilangkan ruapan bau.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun