Ketiga, pertanyaan “Anda beragama?” itu pada saat yang sama juga tergolong “argumentum ad hominem”. Itu alasan untuk judul artikel ini. Sebab dengan pertanyaan semacam itu “Host” Anonim itu sudah menyerang sisi pribadi Prof. Thamrin. Tak ada relevansinya menanyakan agama Prof. Thamrin dalam diskusi itu. Maka pertanyaan seperti itu menjadi bermakna “Anda tak beragama, maka Anda setuju LGBT.” Bukankah makna semacam itu suatu penghinaan terhadap Prof. Thamrin sebagai narasumber? (Jika “host” tahu latar-belakang keluarga Prof. Thamrin di Maluku Utara sana, maka harusnya dia malu bertanya seperti itu).
Tapi mengapa saya menyempatkan diri mengulas soal yang tampaknya sepele ini? Maaf, ini tampaknya saja sepele, tapi sesungguhnya ini sangat serius. Seserius apa, kiranya sudah jelas dari penjelasan saya tadi.
Maka, jika saya menjadi Pimpinan Jaktv, inilah dua hal yang akan saya lakukan, terkait dengan “insiden” pertanyaan “Anda beragama?” itu.
Pertama, memerintahkan “Host” Anonim itu untuk segera meminta maaf kepada Prof. Thamrin karena telah lancang mengajukan pertanyaan yang tak etis.
Kedua, mengistirahatkan untuk sementara waktu “Host” Anonim itu agar punya waktu untuk belajar lagi menjadi “host” yang profesional dan punya etika.
Sayangnya, saya bukan Pimpinan Jaktv. Maka “selamat”-lah “Host” Anonim itu.(*)