Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saya Bangga Menulis Artikel Picisan

12 Januari 2016   08:29 Diperbarui: 15 Juli 2016   11:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barang siapa pernah menjadi remaja tahun 1970-an, tentulah tahu apa itu roman picisan. Itu istilah yang diberikan para pengamat sastra untuk novel-novel percintaan yang rendah nilai su(sastra)nya. Lazimnya dijual di toko-toko buku kelas bawah atau lapak trotoar dengan harga super murah, "sepicis" saja.  Itu pula sebabnya disebut "picisan", murahan.

Tapi soal nilai su(sastra), roman picisan sebenarnya bukan yang terburuk. Lebih buruk dari itu adalah "cerita stensilan", umum dikenal "cersil".   Ini "buku" cerita esek-esek yang luar-dalam tak ada indah-indahnya sama sekali. Lazimnya bisa disewa di kios komik dengan syarat "sudah dewasa", alias sudah punya "bulu ketiak".

Kembali ke roman picisan. Pengarang roman picisan itu jelas bukan sastrawan. Mereka adalah orang-orang yang punya sedikit keahlian mengarang, yang sedikit pintar membaca selera "ringan" masyarakat, lalu memproduksi roman-roman picisan itu dengan kecepatan pabrikan.

Saya perlu singgung sedikit roman picisan ini, karena hendak membuat paralelisme dengan "artikel picisan" di Kompasiana. Jadi, kalau mendengar istilah "artikel picisan", saya mau asosiasinya adalah "roman picisan" tadi.

Tapi tak perlu khawatir. Kalau saya bicara "artikel picisan" di Kompasiana, maka yang sedang dibicarakan adalah sejumlah artikel saya. Bukan artikel Anda, hai, rekan-rekan Kompasianer.

Apa itu artikel picisan? Dalam konteks Kompasiana, untuk mengidentifikasinya, saya coba buatkan matriks 2 x 2 yang mempersilangkan apresiasi pembaca (Tinggi/Rendah) dan apresiasi admin (Tinggi/Rendah). Tinggi/rendahnya apresiasi pembaca diukur dari jumlah hits: Tinggi (200 ke atas), Rendah (di bawah 200). Tinggi/rendahnya apresiasi admin diukur dari predikat artikel: Tinggi (HL, Pilihan), Rendah (tanpa predikat atau HL = Hanya Lewat, begitu saja).

Matrik itu menghasilkan empat tipe artikel yang berbeda. 

Tipe Pertama: Apresiasi Pembaca Tinggi, Apresiasi Admin Tinggi. Ini tipe artikel "menarik dan berbobot". Ini tipe artikel idaman setiap penulis, saya kira.

Tipe Kedua: Apresiasi Pembaca Tinggi, Apresiasi Admin Rendah. Ini tipe artikel "menarik tapi tak berbobot". Tipe ini yang saya maksud dengan "artikel picisan".

Tipe Ketiga: Apresiasi Pembaca Rendah, Apresiasi Admin Tinggi. Ini tipe artikel "tak menarik tapi berbobot". Artikel ini biasanya sudah judul dan topiknya tak menarik, isinya susah pula dicerna. 

Tipe Keempat: Apresiasi Pembaca Rendah, Apresiasi Admin Rendah. Ini tipe artikel "tak menarik dan tak berbobot". Barang kali, tipe ini belum bisa digolongkan artikel. Mungkin tergolong  pra-artikel yang sebenarnya masih memerlukan penyempurnaan sana-sini, tapi sudah keburu pencet tombol "publish".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun