Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Lovers-Haters Fallacy” atau “Nararya(n) Fallacy”?

8 Oktober 2015   14:16 Diperbarui: 8 Oktober 2015   14:44 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titik tolak saya adalah prinsip ini: sebuah argumen selalu dilandasi oleh motif-motif subyektif. Ini sebenarnya prinsip Weberian: suatu tindakan sosial hanya mungkin dipahami dengan menelisik motif-motif subyektif di baliknya.

Dan motif-motif subyektif itu sepenuhnya ditentukan oleh subyektivitas atau karakter atau kepribadian Sang Subyek.

Karena itu, secara logis, seseorang akan merumuskan dan melontarkan sebuah argumen berdasar motif-motif subyektifnya.

Contoh besarnya, dalam kasanah teori sosiologi klasik, sifat “kontra” kapitalisme pada teori-teori Marxian didasari pengalaman subyektif Karl Marx sebagai “orang marjinal” dalam sistem itu.

Sebaliknya, sifat “pro” kapitalisme pada teori-teori Weberian didasari pengalaman subyektif Max Weber sebagai “orang pusat” dalam sistem tersebut.

Bagi Marx, kapitalisme itu pengalaman pahit, karena itu harus dihapuskan. Sebaliknya bagi Weber, seorang dari lingkungan borjuasi/liberal, kapitalisme itu pengalaman manis, karena itu harus dikembangkan.

Jelas, Marx dan Weber punya motif-motif atau kepentingan-kepentingan subyektif yang saling bertolak-belakang, sehingga respon mereka terhadap kapitalisme juga bertolak-belakang.

Contoh dari lingkungan birokrasi kita. Dari sisi pejabat, birokrasi adalah sumber keuntungan (benefit), karena bisa memfasilitasi kepentingan-kepentingan pribadinya, antara lain kepentingan pemasukan dari uang pelicin.

Sebaliknya, dari sisi pengusaha, birokrasi adalah sumber kebuntungan (cost), karena menelayan biaya besar agar bisa menembusnya.

 

“Lovers-Haters”: Dikotomi Kepribadian atau Kepentingan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun