Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluarga Kita Adalah Miniatur Bangsa Kita

7 Agustus 2015   22:38 Diperbarui: 7 Agustus 2015   22:41 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelas tak mudah, misalnya, bagi seorang ibu menanamkan nilai solidaritas pada anaknya, sementara Si Anak tiap hari disuguhi tontonan gaya hidup hedonistik selebritis di televisi dan media sosial.

Juga, sangat sulit menanamkan nilai profesionalisme pada seorang anak yang tiap pagi sarapan berita korupsi, manipulasi, dan penipuan oleh para pejabat negara di televisi.

Sulit pula menanamkan nilai gotong-royong di tengah masyarakat kita yang cenderung menganut nilai “gotong-boyong”.

Maka, agar revolusi mental melalui keluarga berhasil, pemerintah harus menciptakan iklim revolusi mental. Caranya dengan memberi teladan “revolusi mental dari atas”, yaitu di lingkungan pemerintahan (eksekutif/ legislatif/ judikatif) itu sendiri.

Wujud paling sederhana “revolusi mental dari atas” adalah pemberian sanksi tegas kepada pejabat/aparat yang merugikan kepentingan publik, karena melakukan tindakan-tindakan anti-gotongroyong, anti-obyektivitas, anti-profesionalitas, dan anti-solidaritas.

Bagaimanapun, revolusi mental sesungguhnya bukanlah proses “membangun keluarga membangun bangsa” yang bersifat searah. Antara keluarga dan bangsa, dengan pemerintah sebagai representasinya, harus selalu ada komunikasi dua-arah, saling membangun untuk mewujudkan “Bangsa Indonesia Hebat”.

Memang tak salah mengatakan “Keluarga adalah miniatur bangsa .” Tapi harus diingat bangsa kita hari ini sedang dirundung “krisis moral/mentalitas”. Berarti, keluarga sebagai miniaturnya juga setali tiga uang.

Jadi, sungguh berat beban di pundak BKKBN, sebagai institusi yang memotori revolusi mental melalui keluarga Indonesia. Tapi, jika iklim revolusi mental dapat diciptakan, maka semesta bangsa akan mendukung revolusi mental untuk mencapai tujuannya, yaitu “keluarga yang berkarakter sebagai miniatur bangsa Indonesia yang berkarakter”.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun