Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluarga Kita Adalah Miniatur Bangsa Kita

7 Agustus 2015   22:38 Diperbarui: 7 Agustus 2015   22:41 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat nilai dasar itu kini memang semakin memudar dalam masyarakat Indonesia, karena tergerus oleh arus deras globalisasi yang menyuntikkan nilai-nilai individualisme liberalistik.

Dibawa ke dalam lingkungan keluarga, maka revolusi mental semestinya berorientasi pada sosialisasi dan internalisasi empat nilai dasar itu dalam keluarga. Karena itu ada baiknya BKKBN mengadopsi empat nilai itu sebagai “nilai dasar keluarga nasional”.

Intinya di sini, keluarga yang ketat menganut dan mengamalkan nilai-nilai nilai gotong-royong, obyektivitas, profesionalitas, dan solidaritas dalam kehidupan ekonomi, politik, dan budaya akan mendukung pembentukan bangsa Indonesia yang berkarakter Trisakti.

 

Iklim Revolusi Mental

Namun, terkait pertanyaan ketiga, adalah sebuah sesat pikir bila mempercayakan revolusi mental untuk membangun bangsa berkarakter Trisakti melulu pada keluarga. Soalnya, proses reproduksi sosial, atau sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai pada individu-individu anggota keluarga, tidaklah steril dari pengaruh luar-keluarga atau masyarakat.

Pada kenyataannya masyarakat kita sedang menderita “krisis moral/mentalitas”. Ini ditandai dengan memudarnya nilai-nilai gotong-royong, obyektivitas, profesionalitas, dan solidaritas di segala bidang dan pada semua lapisan sosial.

Lihatlah fakta korupsi, kolusi, dan nepotisme dipertontonkan oleh para pejabat pemerintahan (eksekutif/ legislatif/ judikatif ) yang seharusnya mengayomi kepentingan publik. Lalu, kekerasan fisik/verbal dipertontonkan oleh aparat keamanan yang seharusnya melindungi warga,

Juga fakta kebohongan publik dipertontonkan oleh tokoh-tokoh pemerintahan, agama, dan kemasyarakatan. Keserakahan/hedonisme dipertontonkan oleh para pengusaha, pejabat, selebritis, dan sosialita.

Semua fakta itu dipertontonkan secara telanjang ke hadapan semua anggota keluarga di dalam rumah sendiri, melalui media massa cetak , televisi, dan media sosial berbasis internet.

Dengan keseluruhan fakta itu, jelas iklim revolusi belum tercipta dalam masyarakat Indonesia. Akibatnya, revolusi mental dalam keluarga akan menjadi sangat sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun