Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keluarga Kita Adalah Miniatur Bangsa Kita

7 Agustus 2015   22:38 Diperbarui: 7 Agustus 2015   22:41 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, revolusi mental harus digerakkan secara nasional untuk mengubah orientasi nilai dalam pola pikir bangsa dari individualistik/liberalisme menjadi gotong-royong/kolektivisme, guna mewujudkan bangsa yang berdaulat secara ekonomi, politik, dan budaya.

Kelima, revolusi mental harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan komunitas, sampai ke lingkungan negara.
Inti revolusi mental itu terangkum dalam premis nomor empat yaitu “mengubah orientasi nilai dalam pola pikir bangsa dari individualistik/liberalisme menjadi gotong-royong/kolektivisme”.

Jika dielaborasi lebih lanjut, maka perubahan “orientasi nilai dalam pola pikir” atau “mentalitas” itu, meliputi empat jenis perubahan sikap yaitu, pertama, perubahan dari sikap liberalistik menjadi sikap gotong-royong (kolektivistik).

Dengan begitu, kita akan berkembang menjadi bangsa berkepribadian budaya gotong-royong. Pencirinya adalah kohesivitas tinggi, toleran pada keragaman, tingkat kesenjangan sosial rendah, dan tahan pada segala bentuk cekaman ekonomi, dan politik, dan budaya dari luar.

Kedua, perubahan dari cara kerja tertutup berdasar opini subyektif yang cenderung menyebabkan berbagai distorsi ( korupsi, kolusi, nepotisme, intoleransi) dan inefisiensi, menjadi cara kerja transparan berdasar pengetahuan saintifik yang obyektif, prospektif, dan efisien.

Dengan begitu proses-proses legislasi, eksekusi, dan ajudikasi oleh pemerintah bisa terbebas dari kepentingan-kepentingan pribadi, klik, dan golongan.

Ketiga, perubahan dari budaya kerja amatiran dan involutif yang berorientasi pada pemenuhan subsistensi atau kepuasan/ keamanan diri sendiri, menjadi budaya kerja profesional, sinergis, eksploratif, dan inovatif yang berorientasi pada produktivitas tinggi dan akumulasi surplus-surplus ekonomi, sosial, dan politik untuk mengukuhkan kedaulatan bangsa.

Dengan demikian, bangsa Indonesia akan bertransformasi menjadi bangsa produsen yang handal, lepas dari cengkeraman investasi asing yang eksploitatif terhadap kekayaan alam kita.

Keempat, perubahan dari sikap liberalistik yang mempertajam kesenjangan menjadi sikap solidaristik yang berorientasi pemerataan dan keadilan dalam penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya dan surplus-surplus ekonomi/sosial/politik lokal dan nasional.

Dengan demikian keadilan sosial dan kemakmuran bersama dapat diraih sehingga keresahan/ kemarahan sosial akibat ketimpangan struktural akan teredam.

Jadi, secara ringkas bisa disimpulkan , revolusi mental itu fokus pada pembentukan bangsa yang menganut empat nilai dasar yaitu nilai-nilai gotong-royong, obyektivitas, profesionalitas, dan solidaritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun