Mohon tunggu...
Muhammad Syah Naufal
Muhammad Syah Naufal Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa PAI S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta || Bus Enthusiasm || Traveller in 2022

Welcome to my blog in Kompasiana! Disini kalian akan mendapatkan bajyak informasi seputar kampus, transportasi fan juga traveling. Selalu mengusahakan konten terbaik dengan akurasi yang tinggi. So, enjoy my article and don't forget to follow this account.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pendidikan Pesantren ala KH. Abdul Wahid Hasyim

14 Desember 2020   13:37 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para santri sedang membaca kitab kuning. Sumber : moeslimchoice.com


2. Nahdlatul 'Ulama
Nahdlatul Ulama merupakan organisasi sosial keagamaan yang didirikan pada Januari, tanggal 31 tahun 1926 oleh beberapa Kiai tradisional dan usaha Jawa Timur. Berisi santri dan kyai yang berafiliasi dengan NU, menjadikan Nahdlatul 'Ulama sebagai organisasi Islam yang besar dan berpengaruh di Indonesia hingga hari ini

3. Pendiri Partai Masyumi
Pada bulan November 1947, KH Abdul Wahid Hasyim bersama M. Natsir menjadi pelopor pelaksanaan kongres umat Islam Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta. Pada perkembangannya, banyak kalangan santri terpelajar yang mengikuti Masyumi meski pada akhirnya Masyumi dan NU terpecah karena alasan politik.


Model Pendidikan KH Abdul Wahid Hasyim


Dibalik perjuangan K.H Abdul Wahid Hasyim melalui organisasi dan politik, ia juga merupakan seorang yang melakukan perubahan khususnya dalam pendidikan pesantren. Ada beberapa metode pengajaran di pesantren yang diperbarui oleh KH. Abdul Wahid Hasyim, yakni:

1. Bandongan,  

Bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik santri, untuk mendengarkan dan menyimak apa yang dibacanya dari sebuah kitab. Cara ini merupakan penerimaan ilmu dari guru ke murid yang cukup mumpuni dan mempunyai kekuatan hujjah yang tinggi dalam menelusuri keshahihan hadits.

2. Sorogan,  

Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri maju satu persatu untuk membaca dan menguraikan isi kitab di hadapan guru atau kyai. Metode pengajaran ini termasuk metode pengajaran yang sangat bermakna karena santri akan merasakan hubungan langsung dengan kiai. Santri tidak saja dibimbing dan diarahkan cara membacanya tetapi dapat dievaluasi perkembangan kemampuan membaca kitabnya.

3. Bahtsul Masa'il

Metode bahtsul masa'il yang membahas ibadah, aqidah dan masalah agama pada umumnya. Metode ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan metode musyawarah. Hanya bedanya, pada metode bahtsul masa'il pesertanya adalah para kyai atau para santri tingkat tinggi. Dalam forum ini, para santri biasanya membahas dan mendiskusikan suatu kasus di dalam masyarakat sehari-hari untuk kemudian dicari pemecahannya secara fiqih.

4. Musyawarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun