Mohon tunggu...
Muhammad Syah Naufal
Muhammad Syah Naufal Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa PAI S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta || Bus Enthusiasm || Traveller in 2022

Welcome to my blog in Kompasiana! Disini kalian akan mendapatkan bajyak informasi seputar kampus, transportasi fan juga traveling. Selalu mengusahakan konten terbaik dengan akurasi yang tinggi. So, enjoy my article and don't forget to follow this account.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pendidikan Pesantren ala KH. Abdul Wahid Hasyim

14 Desember 2020   13:37 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para santri sedang membaca kitab kuning. Sumber : moeslimchoice.com

Akhirnya, muncul gejolak dalam pendidikan di Indonesia khususnya kalangan cendekiawan muslim hingga mereka membuat suatu solusi dengan didirikannya madrasah, sebuah sistem pendidikan Islam yang mengadopsi pendidikan Belanda. 

Munculnya hal ini tidak menjadikan pendidikan Islam terhenti ataupun mati. Justru keadaan tersebut memperluas ruang pendidikan Islam berupa pesantren, madrasah, dan sekolah Islam yang ketiga konsepnya masih ada hingga hari ini.

Berbicara tentang pesantren, kita tidak bisa meninggalkan peran para kyai yang membimbing santrinya. Salah satu kyai yang cukup dikenal di kalangan santri dan kyai Nahdhatul 'Ulama (NU) adalah K. H Abdul Wahid Hasyim.  

Siapakah KH Abdul Wahid Hasyim itu?

KH. Abdul Wahid Hasyim adalah seorang pembaharu gerakan Nahdlatul Ulama. Beliau adalah orang yang brilian dan berjasa besar tidak hanya bagi kepentingan pendidikan Islam, pesantren, NU dan pergerakan Islam tetapi juga bagi bangsa dan Negara Indonesia. 

Tokoh NU ini melakukan sebuah terobosan "pembaharuan sistem pendidikan" di kalangan kaum Nahdliyyin dengan memperbaharui sistem pendidikan di pesantren milik ayahnya, Ponpes Tebu Ireng pimpinan KH. Hasyim Asyari. Beliau bermaksud untuk mempersiapkan kader-kader-santrinya (NU) untuk menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah-ubah.

Pada 1935, KH. Abdul Wahid Hasyim mendirikan Madrasah Nizhamiyyah di seberang ponpes Tebu Ireng. Kurikulum yang ada di Madrasah Nizhamiyyah berbeda daripada pesantren pada umumnya, yakni 70% pendidikan umum dan 30% pendidikan Islam. 

Tetapi penting dicatat, adopsi ini dilakukan tanpa mengubah secara signifikan isi pendidikan pesantren itu sendiri. Karena itulah pesantren melakukan sejumlah akomodasi dan penyesuaian yang mereka anggap tidak hanya mendukung kontinuitas pesantren itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi para santri, seperti sistem penjenjangan, kurikulum yang jelas, dan sistem klasikal.

Usaha yang dilakukan oleh KH. Abdul Wahid Hasyim untuk mempersiapkan 'tempat' khusus bagi para kader muda NU untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, seperti:


1. Membentuk Ikatan Pelajar-Pelajar (IKPI)
Tahun 1936, KH. Abdul Wahid Hasyim membuat suatu organisasi bernama IKPI dan beliau adalah pemimpin organisasi tersebut. Dalam organisasi ini dia  menyediakan taman bacaan dengan lebih dari 500 kitab bacaan untuk anak-anak dan pemuda, yang berbahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Belanda dan Inggris. Organisasi ini juga berlangganan majalah dan surat kabar. Perlu dicatat, organisasi ini tidak hanya berisi santri tetapi juga pelajarnya pernah belajar di HIS dan MULO.

KH. Abdul Wahid Hasyim juga melakukan gerakan 'terpelajar' yakni melakukan perjuangan yang sesuai dengan zaman yaitu dengan melakukan mogok, agitasi, menerbitkan surat kabar, berorganisasi dan propaganda. KH. Abdul Wahid Hasyim melihat kelompok mahasiswa, pelajar, santri dan pemuda sangat penting dalam memerankan perjuangan. Karakter 'terpelajar' sangat penting untuk dijadikan alat perjuangan. Apalagi dalam era global sekarang ini, perjuangan yang dilakukan tidak lagi menggunakan senjata, namun menggunakan ideologi, pengetahuan dan strategi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun