Mohon tunggu...
Apa Saja
Apa Saja Mohon Tunggu... -

Demi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sop Janda, Mpok Darmi, Dahlan Iskan, dan Presiden

25 Oktober 2013   16:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(1) Sop Janda

Jika Anda pecinta kuliner, dan kebetulan berada di daerah Bekasi, seharusnya Anda pernah mencicipi atau singgah di Sop Janda Mpok Darmi, di belakang kawasan MM2100. Rasa sop sapinya pedas agak kecut karena dicampur banyak cabe rawit dan cuka. Pokoknya dijamin "seuhah lata-lata", orang Sunda bilang.

Mpok Darmi, pemilik Sop Janda ini tidak membuka cabang warung makan di manapun. Sop Janda Mpok Darmi sudah pernah dimunculkan di televisi untuk program kuliner.

(2) Mpok Darmi

Adalah Mpok Darmi, sang pemilik warung makan ini. Bertubuh subur,  dan adalah warga asli Cibitung (kini masuk wilayah kecamatan Cikarang Barat, Bekasi). Beliau menuturkan kegemarannya akan masakan pedaslah yang menuntun dirinya membuat warung makan Sop Janda (Sop Jando). Dari ruangan yang kecil, kini sop janda Mpok Darmi sudah diperluas, tentu seiring dengan keuntungan usahanya, karena warung makan ini tidak pernah sepi dari pembeli.

(3) Dahlan Iskan

Dahlan Iskan adalah Menteri BUMN saat ini. Kisah hidupnya yang pahit di masa kecil, ditinggal meninggal ibunya saat kecil, hanya bercita-cita untuk memiliki sepatu, ikut kakaknya ke Samarinda untuk kuliah di IAIN, yang akhirnya DO, hingga kemudian menjadi wartawan, membangun usaha surat kabar dengan jaringan terbesar di Indonesia saat ini, menjadi Dirut PLN, hingga kini menjadi Menteri "Koboy" BUMN, telah menjadikan Dahlan Iskan sosok inpiratif bagi generasi muda.

(4) Presiden Indonesia

Setelah  Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo bambang Yudhoyono, Indonesia akan segera memilih presiden ke-7-nya. Setelah SBY nanti lengser, harus ada penggantinya. Kurang lebih calonnya adalah sebagai berikut:

- PDIP : Megawati, Jokowi atau Puan Maharani

- Golkar : Aburizal Bakrie

- Demokrat : Dahlan Iskan atau Pramono Edhi Wibowo (Konvensi Demokrat)

- Gerindra : Prabowo

- Nasdem : Surya Paloh *)

- Hanura : Wiranto

- PPP : Suryadharma Ali? *)

- PKS : mengusung anis Matta jadi Wapres

- PKB : Rhoma Irama, Mahfud MD

- PBB : Yusril Ihza Mahendra

- PKPI : Sutiyoso

(5) Hubungan

Apakah hubungan antara sop janda, Mpok Darmi, Dahlan Iskan dan presiden pada judul di atas? Baiklah saya uraikan.

Saat Dirut Jasa Marga dan Dahlan Iskan melakukan kunjungan kerja di sekitar ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, mereka mampir makan siang di Sop Janda milik Mpok Darmi itu. Saat itu terjadilah kehebohan, karena Mpok Darmi mengenali siapa tamunya. "Pak Dahlaaaan" ... Dan Mpok Darmipun meminta difoto bersama Pak Dahlan (Foto itu kini terpampang di warung miliknya, di atas wastafel). Pengunjungpun banyak yang kemudian meminta foto-foto bersama Pak Dahlan. Selang berapa lama kemudian, muncullah berita "Dahlan Iskan kesengsem janda Cibitung", dan berita heboh sejenis, khas infotainment juga :)

Setelah kejadian itu, saya berkunjung 2 atau 3 kali ke warung sop tersebut. Dan kali ketiganya, sambil menyendok nasi ke piring, saya panggil Mpok Darmi.

"Mpok, sini .."

"Ada apa ...?"

"Pak Dahlan kan mau nyapres, ntar pilih ya "

"O, pasti dooooooooong" jawabnya.

Saya bukan timses, karena Dahlan Iskan tidak pernah punya timses, selain relawan, tepatnya. Saya hanya ingin menguji, membekas tidaknya pengalaman perjumpaan orang-orang yang pernah dikunjungi pejabat itu. Dan luar biasa, dengan semangatnya Mpok Darmi ini berteriak, pasti pilih Dahlan Iskan.

Saya berfikir, ini hanya warung yang sempat dikunjungi Pak Dahlan saja membuat pemiliknya terkesan. Apalagi untuk tempat lain, di mana dari sekian banyak kunjungan dari Sabang sampai Merauke itu, tangan dingin Dahlan Iskan memberikan banyak sentuhan perbaikan. Dari jaman PLN sampai BUMN, dari yang dibantu oleh institusi yang dibawahinya, atau yang dibantu secara personal baik itu yang amputasi kaki, kanker, yang disekoloahkan, dll. Jika mereka menyatakan dukungan dan ingin Dahlan Iskan jadi presiden, maka dukungan itu saya yakin akan sangat signifikan.

(6) Analisis Massa

Untuk tidak mengecilkan tokoh lain, basis massa calon presiden kita dapat dinilai sebagai berikut.

- PDIP :  Megawati, Joko Widodo, atau Puan Maharani. Belum jelas arah keputusan DPP PDIP soal capres. Sejumlah analisis menilai bahwa ada kegalauan antara elit PDIP yang ingin mengusung trah Soekarno (Megawati, Puan) dengan basis massa akar rumput yang mendukung Joko Widodo.  Dikatakan Desember, atau Januari harusnya sudah ada yang diusulkan jadi capres PDIP. Akan tetapi nampaknya capres baru akan diumumkan setelah pilleg 2014 nanti.

- Golkar : Aburizal Bakrie. Golkar sudah santer mengusung ARB untuk jadi capres. Sejumlah baliho dipasang. Tampak juga lobi politik dengan partai lain, dan bahkan muncul iklan layanan ARB jalan bareng dengan SBY, selalu muncul di TVOne, atau dilemparkannya wacana pendekatan ke Joko Widodo untuk pasangan duet. Tapi internal partai sendiri rupanya belum sepenuhnya menganggap ini final, karena ada wacana juga untuk mereview capres Golkar, mengingat dalam banyak survey ARB tidak naik-naik elektabilitasnya. Hanya survey LSI terakhir saja yang menempatkan ARB bis abersaing dengan Megawati dan Dahlan Iskan, survey selebihnya menempatkan ARB dengan rating rendah dan sentimen negatif (mungkin yang diingat masayarakat soal Lapindo saja)

- Demokrat : Dahlan Iskan atau Pramono Edhi Wibowo (Konvensi Demokrat). Melalui jalur konvensi Demokrat, 11 orang bertarung secara fair (semoga) untuk menjadi capres Demokrat. Dari pantauan sejauh ini, Dahlan Iskan selalu memimpin survey konvensi. Pramono dianggap mungkin karena kedekatan dengan Cikeas, akan tetapi elektabilitas dan popularitasnya kurang. Tidak mengecilkan peserta lain, kiranya Dahlan Iskanlah yang nantinya menjadi pemenang konvensi, karena popularitas tinggi, dukungan grass root juga besar dengan jaringan DahlanIs (fansnya) dan jaringan relawannya.

- Gerindra : Prabowo. Prabowo dengan Gerindranya masih mungkin menjadi magnet bagi rakyat kecil dan sebagian mahasiswa. Sebelum Joko Widodo muncul, bahkan Prabowolah yang dianggap akan menjadi capres potensial. Ada istilah 2011/2012 itu tahun Prabowo, 2012/2013 itu taun Joko Widodo, dan 2013/2014 .. siapakah?

- Nasdem : Surya Paloh *) Kurang jelas apakah akan diusung Partai Nasdem, ataukah akan melebur dukungan dengan partai lain pada capres kuat.

- Hanura : Wiranto. Wiranto dan Hari Tanoe sudah dideklarasikan sebagai capres dan cawapres Hanura. Entahlah bagaimana fleksibilitasnya dalam lobi politik nanti. Karena jika Hanura tidak mencapai 20%  suara di pilleg, maka tidak akan mungkin mengajukan capres-cawapres sendiri dan harus berkoalisi dengan partai lain. Tapi kita lihat saja apakah lengkapnya jenderal dan pengusaha ini akan meloloskan beliau ke final pilpres.

- PPP : Suryadharma Ali? *) Maaf tapi pengusungan ini mungkin jauh kali ya, wallahu alam.

- PKS : mengusung Anis Matta jadi Wapres. Ada wacana mengusung Anis Matta jadi cawapres. Tapi sepertinya hal ini lebih karena PKS tidak memiliki figur yang kuat secara nasional. kemungkinan PKS dan partai Islam lain akan berkoalisi membentuk poros tengah.

- PKB : Rhoma Irama, Mahfud MD. Di awal kemunculannya Rhoma Irama cukup gencar terdengar. Tapi seiring waktu kini jarang muncul berita Rhoma Irama. PKB mungkin mencalonkan salah satu di antara dua tokoh ini. Rhoma Irama mungkin ada yang mendukung, mungkin tidak. Populer iya, tapi untuk dipilih, mungkin tidak. Wallahu alam juga. Kalau Mahfud MD, integritasnya selama ini bisa saja membawa beliau jadi capres potensial 2014.

- PBB : Yusril Ihza Mahendra. Kurang terdengar suaranya sejauh ini

- PAN : Hatta Rajasa. Menko Perekonomian ini memiliki jaringan PAN ke daerah. Baliho di daerah sudah marak, di samping program aksi nyatanya. Akan tetapi feeling saya mungkin kurang ya.

- PKPI : Sutiyoso. Ini juga kurang terdengar.

Dari sekian banyak itu, dugaan saya laga akhirnya adalah tetap Jokowi vs Dahlan Iskan, siapapun wakil presidennya. Mengapa? PDIP mungkin pilih Megawati, tapi jika ini yang dipilih maka Megawati diduga (oleh saya) tidak akan menang. Maka calon kuatnya adalah Jokowi dan PDIP. Partai nasionalis mungkin merapat ke sini. Di sisi lain, dari Demokrat dan partai biru, partai Islam dan lain-lain, mengerucut dan merapat ke Dahlan Iskan. Prosesnya bisa dua kali putaran. Putaran pertama tokoh masing-masing bisa bertarung, ada Prabowo mungkin, ada Wiranto mungkin. Tapi di putaran kedua, sepertinya Jokowi vs Dahlan Iskan (jika Jokowi diusulkan PDIP).

Dan, jika akhirnya terjadi Jokowi vs Dahlan Iskan, maka marilah kita lihat di Pilpres nanti, apakah dukungan Mpok Darmi dan semua orang yang menyukai Dahlan Iskan berhasil menjadikan Dahlan Iskan sebagai presiden di 2014 nanti? Ataukah hasil survey yang menempatkan Jokowi berelektabilitas tinggi menjadikannya presiden? Perlu diingat, 50% + 1 itu bisa milik Jokowi, bisa milik Dahlan Iskan.

Saya sih memilih dan berharap Dahlan Iskan, sama dengan Mpok Darmi. Alasannya mungkin ga jauh dari selera kepemimpinan aja atau harapan Indonesia seperti apa yang diinginkan. Dari gebrakan kedua orang ini, Dahlan Iskan lebih membidik ke pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui berbagai aksi BUMN-nya. Sedangkan Jokowi bisa dilihat dari Solo sampai Jakarta yang dilakukan pertama adalah pembenahan wilayah. Dibuat rapi, dinormalisir, pejabat ditertibkan, dan sebagainya. Termasuk menertibkan topeng monyet. Sedangkan Dahlan Iskan, visinya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara ke-9 ekonomi dunia. Pasti yang dibidik kesejahteraan masyarakat dulu. Setelah prioritas masing-masing, saya yakin keduanya memikirkan  aspak ipoleksosbudhankam. Tapi dimulai dari mana itulah, yang bisa membuat kita menentukan pilihan pemimpin harapan kita. Sepenuhnya silakan masyarakat menilai. Yang penting demi Indonesia yang maju dan jaya. Yang memenuhi Trisakti-nya Pak Karno : berkedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

(7) Penutup.

Sudah dulu ya. Jika ada salah-salah kata atau menyinggung, mohon maaf.

Salam kompasiana/er

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun