Dari sekian banyak itu, dugaan saya laga akhirnya adalah tetap Jokowi vs Dahlan Iskan, siapapun wakil presidennya. Mengapa? PDIP mungkin pilih Megawati, tapi jika ini yang dipilih maka Megawati diduga (oleh saya) tidak akan menang. Maka calon kuatnya adalah Jokowi dan PDIP. Partai nasionalis mungkin merapat ke sini. Di sisi lain, dari Demokrat dan partai biru, partai Islam dan lain-lain, mengerucut dan merapat ke Dahlan Iskan. Prosesnya bisa dua kali putaran. Putaran pertama tokoh masing-masing bisa bertarung, ada Prabowo mungkin, ada Wiranto mungkin. Tapi di putaran kedua, sepertinya Jokowi vs Dahlan Iskan (jika Jokowi diusulkan PDIP).
Dan, jika akhirnya terjadi Jokowi vs Dahlan Iskan, maka marilah kita lihat di Pilpres nanti, apakah dukungan Mpok Darmi dan semua orang yang menyukai Dahlan Iskan berhasil menjadikan Dahlan Iskan sebagai presiden di 2014 nanti? Ataukah hasil survey yang menempatkan Jokowi berelektabilitas tinggi menjadikannya presiden? Perlu diingat, 50% + 1 itu bisa milik Jokowi, bisa milik Dahlan Iskan.
Saya sih memilih dan berharap Dahlan Iskan, sama dengan Mpok Darmi. Alasannya mungkin ga jauh dari selera kepemimpinan aja atau harapan Indonesia seperti apa yang diinginkan. Dari gebrakan kedua orang ini, Dahlan Iskan lebih membidik ke pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui berbagai aksi BUMN-nya. Sedangkan Jokowi bisa dilihat dari Solo sampai Jakarta yang dilakukan pertama adalah pembenahan wilayah. Dibuat rapi, dinormalisir, pejabat ditertibkan, dan sebagainya. Termasuk menertibkan topeng monyet. Sedangkan Dahlan Iskan, visinya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara ke-9 ekonomi dunia. Pasti yang dibidik kesejahteraan masyarakat dulu. Setelah prioritas masing-masing, saya yakin keduanya memikirkan  aspak ipoleksosbudhankam. Tapi dimulai dari mana itulah, yang bisa membuat kita menentukan pilihan pemimpin harapan kita. Sepenuhnya silakan masyarakat menilai. Yang penting demi Indonesia yang maju dan jaya. Yang memenuhi Trisakti-nya Pak Karno : berkedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.
(7) Penutup.
Sudah dulu ya. Jika ada salah-salah kata atau menyinggung, mohon maaf.
Salam kompasiana/er
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H