Mohon tunggu...
Shalehuddin Al Ayubi
Shalehuddin Al Ayubi Mohon Tunggu... Lainnya - Pengembang Teknologi Pembelajaran

Gemar menulis dan membagikan sesuatu yang bermanfaat, terus semangat untuk belajar di manapun dan kapanpun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Pembelajaran dari Sudut Pandang Al-Qur'an dan Al-Hadits

12 Februari 2023   21:37 Diperbarui: 12 Februari 2023   21:42 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media pembelajaran dari sudut pandang Al-Qur'an dan Hadist merupakan materi yang belum banyak tersentuh dalam kajian literatur pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang mengutamakan ketaatan dan rasa takut kepada yang maha menciptakan menjadi dasar pemikiran utama dalam pengembangan media pembelajaran pendidikan Islam. Komponen-komponen dasar yang harus ada dalam media pembelajaran seperti menambah minat dan ketertarikan, menyajikan informasi penting agar lebih efektif serta mempermudah penyampaian instruksi (tutorial) sejalan dengan bagaimana Rasulullah memberikan pengajaran kepada para sahabat.  Namun demikian, masih ada guru yang tidak memaksimalkan penggunaan media pembelajaran untuk pendidikan islam, para guru lebih banyak memanfaatkan media satu arah atau ceramah yang membuat siswa merasa jemu mengikuti pembelajaran. Selain itu keteladanan yang dicontohkan Rasulullah dalam pengajarannya juga tidak banyak yang bisa mengikuti. Melalui telaah artikel, buku, kajian keislaman dan melihat fakta empiris yang ada, artikel ini akan menjawab problematika yang terjadi pada dunia pendidikan islam tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa dari sudut pandang Al-Qur'an, media pembelajaran adalah sarana untuk memudahkan pemahaman yang abstrak menjadi lebih konkret, yaitu dengan contoh penggambaran surga dan neraka, panasnnya api neraka, dll. Sementara lemahnya pemanfaatan media pembelajaran adalah karena minimnya kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis Qur'an dan Hadist. 

Makna Media 

Media diartikan sebagai pengantar atau perantara. Gerlach & Ely mengemukakan teori tentang pembagian konsep makna media secara umum dan secara khusus.  Secara umum media adalah manusia, keteladanan baik ucapan maupun perbuatan. Definisi lainnya adalah media sebagai alat bantu, contohnya foto, alat peraga, maupun video.  

Media juga disebut sebagai bentuk atau saluran pesan/ informasi. Karena sifatnya sebagai saluran, maka media disebut juga sebagai mediator, fungsinya adalah untuk menjaga hubungan efektif antara pesan dengan penerima pesan. Pada intinya media adalah alat penyampai pesan pembelajaran.  

Pengertian lain yaitu dari gagne dan briggs (1975) alat yang secara fisik berfungsi untuk menayampaikan materi, contohnya buku, kaset, audio tape, film, video recorder, slide. 

Dari beberapa teori yang sudah dituangkan oleh penulis, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa media merupakan: 

(1). Sarana untuk mencapai tujuan umum dan khusus pembelajaran 

(2). Media memiliki 2 arti yaitu media sebagai alat bantu yang miliki fisik dan dapat dilihat, dan media yang tidak nampak secara materi, namun muncul dalam tingkah laku (keteladanan) dan cara penyampaian. 

Media dalam Al-Qur'an

Unang Wahidin dalam jurnal pendidikan islam mengemukakan bahwa sesungguhnya media pembelajaran telah dimanfaatkan dalam pendidikan Islam. Salah satu tanda yang membuktikan bahwa media pembelajaran digunakan di masa Rasulullah adalah penggunaan media gambar, kerikil dan jari tangan. 

Tugas guru adalah untuk mendidik para peserta didik dengan karakter yang santun. Dengan berlandaskan pada firman Allah surah An-Nahl ayat 44. 

Melalui ayat ini, Allah menekankan pentingnya peran pengajaran atau pendidikan, melalui kata   atau menerangkan. Di akhir ayat, ditambahkan dengan penjelasan tentang tujuan dari pengajaran yaitu (supaya mereka memikirkan). 

Oleh karena itu, seorang guru berkewajiban untuk menjelaskan segala ilmu yang ia miliki, agar yang mendengarkan (siswa-siswi) bisa belajar dan mentadabburinya. Hal yang perlu digarisbawahi adalah target pembelajaran yang dijalankan para guru harus memperhatikan perkembangan jiwa keagamaan siswa. Hal ini menjadi acuan sebelum guru menentukan media apa saja yang akan dimanfaatkan dalam pembelajaran. 

Media tidak sebatas pada penggunaan alat atau barang yang tampak. Media pendidikan harus dilihat dari 2 aspek yaitu bagaimana guru dalam bersikap dan berucap, karena perbuatan guru merupakan media yang tidak tampak secara kasat mata. Namun ia adalah software penggerak yang paling penting. Aspek yang kedua adalah media sebagai alat bantu/ alat peraga ataupun media dengan berbagai kemajuannya. 

 Diantara sekian banyak jenis media yang ada hingga saat ini, media audio dan audio-visual menjadi media yang paling diminati dan dimanfaatkan. Al-qur'an tidak luput dalam menjelaskan hal ini. Ada banyak ayat yang menjelaskan pembelajaran dengan auditif, atau suara sebagai penyampai pesan. Kita bisa melakukan pengelompokkan berdasarkan kata kerja yang digunakan, yaitu: 

  1. Al-An'am: 98 dengan kalimat  

  2. Al-A'raf: 174 dengan kalimat  

  3. Ar-Ruum: 28 dengan kalimat  

  4. An-Nisa: 164 dengan kalimat  

  5. Hud: 120 dengan kalimat  

Terdapat penggunaan kata jelaskan dan ceritakan dalam ayat-ayat di atas. Artinya, jika ditelaah dalam penggunaan kata dan metode penyampain yang digunakan, maka kedua kata ini cukup menguatkan tentang pentingnya kekuatan mendengar dalam penyampaian ilmu/pengajaran. 

Sedangkan media visual bisa dilihat pada bagaimana cara Rasulullah memberikan nasihat atau pengajaran kepada para sahabat.  Pernah suatu hari, beliau membuat gambar persegi di atas media tanah, lalu membuat garis panjang di tengah bangun persegi melintang, lalu dibuat garis putus-putus yang melingkar dalam persegi itu.

Bagaimana Mengembangkan Media Pembelajaran Menurut Al-Qur'an

Dalam pendidikan islam, pengembangan media tentunya haruslah mengacu kepada dua sumber utama yakni Al-Qur'an dan AL-Hadist. Jika tujuan pendidikan didalamnya adalah untuk membuat manusia beribadah dan takut kepada Allah. Maka pengembangan dan pemanfaatan media pendidikan islam juga harus mengarah pada tujuan itu. Sehingga analisis kebutuhan yang dilakukan haruslah mengandung instrument yang menanyakan bagaimana pengembangan media yang mengarah pada kebutuhan siswa untuk bisa lebih mudah memahami tanda tanda kebesaran Allah.  

Sebagai contoh, di Riyadh terdapat beberapa museum. Pemanfaatan media dan teknologi yang ada di dalamnya sangatlah canggih, namun kecanggihannya tidak mengurangi pesan ketuhanan yang mereka bungkus dalam cerita sejarah. Sehingga para pengunjung yang datang ke museum itu, tidak hanya berdecak kagum pada kecanggihan teknologi yang digunakan, tetapi juga bertasbih pada kebesaran Allah yang diceritakan dalam materi sejarah di museum itu. 

Namun, teknologi tidak melulu pada kecanggihan alat. Ada 2 konsep teknologi dalam pengembangan media pembelajaran, yaitu (1) teknologi yang canggih, seperti yang digunakan beberapa museum di Riyadh, (2) teknologi tradisional, teknologi yang pengembangannya masih pada ruang lingkup keterampilan dan seni, seperti origami atau lipatan kertas menjadi bentuk tertentu. Media yang digunakan pada pendidikan agama di Indonesia masih pada lingkup pengembangan teknologi sederhana. 

kesimpulannya, bagi para pendidik, inilah yang perlu dipegang dalam hal pengembangan media pendidikan, yaitu : 

  • Pemanfaatan berbagai media atau teknologi pembelajaran dalam pendidikan islam harus mengikuti perkembangan zaman seperti seperti e-book, media audio, media audio-visual, multimedia interaktif, hingga hypermedia.
  • Al-Qur'an dan Hadist memandang media pembelajaran adalah sarana untuk memudahkan pemahaman yang abstrak menjadi lebih konkret, yaitu dengan contoh peenggamabaran surga dan neraka, panasnnya api neraka, dll. 

  • Al-Qur'an dan Hadist memandang media yang paling utama adalah media dalam diri sendiri yaitu dengan memberikan contoh keteladanan. Karena sesungguhnya manusia akan ditanya pertanggungjawabannya terhadap apa yang telah ia lakukan.

  • Sebagian besar guru agama islam sudah memanfaatkan media dalam pembelajaran. bagi guru yang belum memanfaatkan media, penyebab utamanya adalah karena merasa tidak memiliki skill dan kurangya kreatifitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun