Bagaimana Mengembangkan Media Pembelajaran Menurut Al-Qur'an
Dalam pendidikan islam, pengembangan media tentunya haruslah mengacu kepada dua sumber utama yakni Al-Qur'an dan AL-Hadist. Jika tujuan pendidikan didalamnya adalah untuk membuat manusia beribadah dan takut kepada Allah. Maka pengembangan dan pemanfaatan media pendidikan islam juga harus mengarah pada tujuan itu. Sehingga analisis kebutuhan yang dilakukan haruslah mengandung instrument yang menanyakan bagaimana pengembangan media yang mengarah pada kebutuhan siswa untuk bisa lebih mudah memahami tanda tanda kebesaran Allah. Â
Sebagai contoh, di Riyadh terdapat beberapa museum. Pemanfaatan media dan teknologi yang ada di dalamnya sangatlah canggih, namun kecanggihannya tidak mengurangi pesan ketuhanan yang mereka bungkus dalam cerita sejarah. Sehingga para pengunjung yang datang ke museum itu, tidak hanya berdecak kagum pada kecanggihan teknologi yang digunakan, tetapi juga bertasbih pada kebesaran Allah yang diceritakan dalam materi sejarah di museum itu.Â
Namun, teknologi tidak melulu pada kecanggihan alat. Ada 2 konsep teknologi dalam pengembangan media pembelajaran, yaitu (1) teknologi yang canggih, seperti yang digunakan beberapa museum di Riyadh, (2) teknologi tradisional, teknologi yang pengembangannya masih pada ruang lingkup keterampilan dan seni, seperti origami atau lipatan kertas menjadi bentuk tertentu. Media yang digunakan pada pendidikan agama di Indonesia masih pada lingkup pengembangan teknologi sederhana.Â
kesimpulannya, bagi para pendidik, inilah yang perlu dipegang dalam hal pengembangan media pendidikan, yaitu :Â
- Pemanfaatan berbagai media atau teknologi pembelajaran dalam pendidikan islam harus mengikuti perkembangan zaman seperti seperti e-book, media audio, media audio-visual, multimedia interaktif, hingga hypermedia.
Al-Qur'an dan Hadist memandang media pembelajaran adalah sarana untuk memudahkan pemahaman yang abstrak menjadi lebih konkret, yaitu dengan contoh peenggamabaran surga dan neraka, panasnnya api neraka, dll.Â
Al-Qur'an dan Hadist memandang media yang paling utama adalah media dalam diri sendiri yaitu dengan memberikan contoh keteladanan. Karena sesungguhnya manusia akan ditanya pertanggungjawabannya terhadap apa yang telah ia lakukan.
Sebagian besar guru agama islam sudah memanfaatkan media dalam pembelajaran. bagi guru yang belum memanfaatkan media, penyebab utamanya adalah karena merasa tidak memiliki skill dan kurangya kreatifitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H