Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Kenangan Gerakan

16 Mei 2023   07:28 Diperbarui: 17 Mei 2023   12:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serpihan Identitas - M. Sadli Umasangaji

Serpihan Kenangan Gerakan

Sebuah kamar berukuran kecil dengan sebuah kasur melantai, di pinggir sana ada sebuah kas pakaian kecil, dan di pinggir sana juga ada beberapa susunan tumpukkan buku. Ada seorang pria muda duduk membaca sebuah buku, buku yang dipegangnya adalah "Apa Komitmen Saya Kepada Islam" karya DR. Fatih Yakan. Handphonenya berbunyi, sebuah pesan masuk.

            "Assalamualaikum, antum dimana?"

            "Waalaikumsalam. Di rumah akh, ada apa?", balas Usamah kepada sms Said

            "Antum ke sekret, ana dan Dawam menunggu. Kita ikut settingan aksi di sekretariat teman-teman LMND, di Ngade", sms masuk dari Said.

            Berselang itu Usamah ke sekretariat yang terletak di Kelurahan Stadion. Disana sudah ada Said dan Dawam. Yusuf juga yang sedang asyik tilawah. Usamah menegur dan Yusuf lihat sejenak, tersenyum, dan kembali melanjutkan tilawahnya. Said adalah Sekretaris Organisasi Kepemudaan Muslim ini dan Yusuf aktif Departemen Kaderisasi. Mirgah dan Dawamaktif di Departemen Kebijakan Publik. Usamah aktif sebagai Pengurus Departemen Kehumasan.

            Said dan Dawam yang juga sedang tilawah. MelihatUsamah dan menanyakan "Bagaimana kabar akh?"

            "Alhamdulillah sehat akh, antum? Bagaimana rencana settingan aksi?", tanya Usamah

            "Alhamdulillah sehat akh", jawab Said

            "Alhamdulillah sehat juga bro", jawab Dawam

            "Sekarang settingan aksinya, sekarang juga kita kesana", Said bersiap-siap untuk berangkat. Mengajak Dawam dan Usamah.

            Mereka sampai di Ngade, turun di jalan dan jalan kaki turun ke bawah dekat Danau Ngade, disitu ada rumah kecil dan kumuh, di sekitarnya banyak pohon, banyak juga pohon pala. Ada beberapa pemuda mengisap rokor kretek, diambil tembakaunya, dililit kemudian dibakar dan diisap. Mereka adalah beberapa aktivis dari LMND, SMI, dan Gamhas, ada juga kader-kader mereka yang masuk dalam organisasi intrakampus dan diikutkan dalam settingan aksi dan tetap mengatasnamakan organisasi intrakampus seperti BEM Fakultas Hukum, BEM Fakultas Ekonomi, BEM Fakultas Sosial Politik. Dan beberapa organisasi lain tergabung dalam aliansi yang akan rencana dibentuk ini.

"Bagaimana kabar kawan-kawan?", sambut seorang teman berambut gondrong, mengisap rokok dan segelas kopi, gelasnya gelas plastik. Kopi yang hanya berada dalam satu teko diminum bersama-sama dengan satu gelas plastik.

"Kopi kawan?", seorang dari mereka menawarkan ketika Usamah, Said, dan Dawam duduk jongkok bersama mereka dibawah pohon pala tepat di depan rumah kumuh dan kecil itu. Ya, rumah kumuh dan kecil itu sekretariat mereka, tak ada listrik kelihatannya. Kopi yang diberikan pun hanya seperempat dari gelas.

"Kita tunggu dulu kawan-kawan yang lain", kata seorang teman dari mereka. Seorang aktivis LMND. Mereka berbincang-bincang tentang Karl Marx, Lenin, Stalin, Aidit, Soekarno dan Komunis. Ada dari mereka yang menggunakan baju berbintang merah dengan gambar dalam bintang ada gambar kepalan tangan.

Tak lama berselang mereka memulai rapat, rapat dipimpin oleh seorang aktivis LMND. Membahas tentang tema aksi, isu utama, isu turunan, dan perangkat aksi. Isu utamanya adalah "Menolak Kenaikan BBM, Laksanakan UUD Pasal 33".

"Bagaimana kawan-kawan setuju?", selanjutnya kita membahas isu turunannya. "Isu turunannya, diantaranya, tolak kenaikan BBM, tolak liberalisasi Jokowi-JK, tolak neoliberalisme,turunkan harga sembako, revitalisasi aset-aset nasional, wujudkan pemerintahan yang pro rakyat, naikkan harga komoditi cengkeh dan pala, laksanakan pasal 33 UUD"

"Koordinator lapangan dikembalikan pada perwakilan-perwakilan OKP", saran dari salah seorang aktivis SMI.

"Boleh, bagaimana kawan-kawan yang lain?", moderator memberi tanggapan kepada teman-teman rapat.

"Kami dari organisasi kepemudaan Muslim, juga setuju dengan itu"

"Sekarang kita lanjut menetapkan yang lain, rute aksi dan perangkat aksi"

"Tempat aksi akan dimulai dari Lapangan Salero sebagai tempat berkumpul. Lanjut Orasi di RRI Cabang Ternate. Menuju Kantor Walikota dan berkumpul dengan massa aksi lain di Gedung DPRD Kota Ternate Kalumata", saran dari Dawam kepada moderator.

"Bagaimana kawan-kawan yang lain?"

"Oke. Rute aksinya demikian"

"Koordinator lapangan dikembalikan pada perwakilan OKP". Said menjadi salah satu diantaranya.

"Moderator orator diberikan kepada kawan dari SMI dan Kumpulan Kepemudaan Muslim ini". Dawam bertanggung jawab atas ini.

"Yang menangani publikasi dan pamflet, kehumasan, teman-teman dari BEM dan LMND"

"Yang akan menjadi kronologi, teman-teman dari Kumpulan Kepemudaan Muslim ini". Usamah menjadi Kronologi.

"Negosiator, dikembalikan pada perwakilan OKP"

"Kurir, diberikan kepada kawan LMND".

"Orator diberikan kepada semua perwakilan OKP"

Setelah berkesepakatan demikian. Rapat untuk aksi ditutup. Semua membubarkan diri masing-masing.

#

            Aksi dimulai semua berkumpul di Lapangan Salero. Semua dengan spanduk, bendera OKP masing-masing. Ada Kumpulan Kepemudaan Muslim, SMI, LMND, Pembebasan, Perempuan Mahardika, Gamhas dan lainnya. Teman-teman BEM dan Samurai sebagian berada dari bawah dan terhalang oleh aparat di Ngade.

            "Kawan-kawan rapatkan barisan", sambut moderator orator

            "Hari ini kita akan aksi Menolak Kenaikan BBM, Laksanakan Pasal 33"

Massa berkumpul, memanjangkan spanduk, mengibarkan bendera. Berjalan menuju RRI Cabang Ternate. "Hati-hati kawan-kawan, kenali kawan-kawan masing-masing. Awas ada penyusupan"

Orasi-orasi dari para orator berjalan. Usamah masih tetap mencatat setiap kejadian dalam aksi. Said dan teman-teman Organisasi Kepemudaan Muslim cukup banyak yang hadir. Gelombang penolakan atas rencana pemerintah menaikkan BBM semakin meningkat.

"Menaikkan harga BBM ketika berkuasa, merupakan buah dari sistem ekonomi dan politik yang menghamba kepada kepentingan Imperialisme. Dominasi asing terhadap sumber-sumber ekonomi sangat nampak dalam sektor pertambangan. Sekitar 90% lapangan migas di Indonesia dikuasai dan diekspolitasi oleh pihak korporasi asing, sedangkan keuntungan migas pemerintah hasil bagi hasil dengan pihak asing tidak diarahkan kepada kepentingan dalam negeri, akan tetapi diekspor kepada negara-negara maju alam bentuk minyak mentah. Situasi ini menyebabkan pemerintah harus terus menerus mengimpor BBM darinegara-negara lain. Sebagai contoh, Indonesia adalah penghasil gasterbesar di dunia,akan tetapi hanya 20% yang dipasok untuk kebutuhan dalam negeri, akibatnya industri dalam negeri bangkrut karena tidak adanya pasokan gas. Jalan keluar mengatasi krisis energi dan APBN saat ini adalah nasionalisasi Industri pertambangan dan penghapusan utang luar negeri", orasi dari salah satu teman SMI.

"Seharusnya pemerintah memperbaiki mekanisme distribusi BBM agar tepat sasaran. Pemerintah seharusnya menaikkan harga pajak kendaraan pribadi roda empat. Pajak itu bisa menjadi tambahan pemasukan negara dan dapat dipakai untuk menutupi defisit APBN"

"Sekitar 85-90% ladang minyak kita dikuasai perusahaan asing, 90% produksi gas kita dikuasai oleh 6 perusahaan asing, dan sekitar 70% produksi batubara kita dikuasai asing"

"Ini adalah bentuk protes atas kebijakan pemerintah yang justru menyengsarakan rakyat," orasi teman LMND di depan RRI sambil naik di atas pagar di depannya.

Massa aksi kembali berjalan menuju depan kantor Walikota Ternate. Sembari orasi tetap berjalan. Dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan seruan.

            "Kenaikan harga BBM adalah buah kebijakan energi pemerintah, termasuk di sektor migas, yang berbau kolonialistik. Penggunaan energi bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk melayani korporasi asing"

"Kami menolak kenaikan harga BBM yang sangat menyengsarakan rakyat. Mulai dari harga barang, harga angkot, harga sembako dan lainnya juga ikut naik karena kebijakan pemerintah yang menaikkan BBM. Kami meminta pemerintah Kota agar mengatasi ini. Siap menangani masalah ini. Mengontrol kenaikan harga angkut dan bensin. Menaikan harga komoditi cengkeh dan pala sebagai penghasilan utama rakyat Maluku Utara", tandas Said dalam orasinya di depan kantor Walikota.

Suasana riuh, kadang moderator orator meminta mengepalkan tangan kiri. Kadang ada takbir dari organisasi kepemudaan Islam.

"Rezim Jokowi-JK pada masa awal kepemimpinannya langsung mewacanakan kenaikan harga BBM dengan dalih; pertama, bahwa angaran negara kita (APBN) akan tidak mencukupi jika terus memberi subsidi BBM kepada rakyat; kedua, subsidi BBM lebih dinakmati oleh kelompok ekonomi menengah keatas; ketiga, akan lebih baik kalau subsidi BBM dialohkan kesektor lain yang lebih produktif. Namun menurut kami kenaikan harga BBM ini merupakan agenda neoliberal dimana penentuan harga BBM tidak lagi ditangan negara tetepi akan diserahkan pada mekanisme pasar. Sedangkan pada kenyataanya kenaikan harga BBM akan membuat kenaikan-kenaikan harga bahan-bahan pokok yang lainya dan tentunya semakin memperburuk kemampuan daya beli rakyat, dimana ketika pekerjaan sulit didapatkan, upah sangat kecil, sehingga rakyat akan semakin menderita", orasi Dawam saat diberikan kesempatan berorasi.

"Harga BBM di Indonesia selalu naik mengikuti harga dunia karena mayoritas Perusahaan Minyak dan Gas di Indonesia, di kuasai oleh Modal Asing (Pemilik Industri Minyak Dunia) sehingga hasil dari minyak Indonesia, lebih diutamakan untuk di jual ke pasar Internasional, dan jikapun harus dijual di Indonesia, maka harganya sama dengan harga BBM Internasional itu (yang di tentukan oleh mereka juga)",orasi kembali dari salah seorang aktivis Pembebasan. Orasi-orasi kembali berlanjut. Beberapa teman Kumpulan Kepemudaan Muslim ini, Said, Mirgah, Dawam, Usamah, Yusuf, dan teman-teman lain izin sholat dhuhur. Mengingat telah masuk waktu sholat.

"Pemerintah harus mengingat bahwa ketergantungan masyarakat akan kebutuhan BBM masih tinggi terutama terhadap Premium dan Solar. Jika belum mampu melakukan konversi yang baik terhadap solusi kebutuhan BBM masyarakat, menaikkan harga BBM merupakan bentuk perampasan kesejahteraan rakyat", orasi masih terus berlanjut. Massa aksi kembali berjalan, dikawal oleh para aparat. Dan terlihat beberapa intel di sekitarnya.

Massa berjalan menuju ke gedung DPRD. Mendengar info dari spionase, bahwa massa aksi dari bagian bawah masih tertahan di Ngade oleh para aparat polisi. Tak bisa menuju gedung DPRD Kota Ternate.

"Bukan menjadi problem baru, ketika harga BBM naik bukan hanya berdampak kepada kebutuhan transportasi saja, Kenaikan harga BBM maka akan diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok dan barang kehidupan sehari-hari masyarakat. Yang artinya, imbas dari kenaikan harga BBM adalah membuat mahalnya barang kebutuhan dan tentu saja menurunkan daya beli masyarakat. Jika pemerintah siap menaikkan harga BBM, harusnya juga siap menanggulangi dampak yang terjadi jika harga BBM dinaikkan, sudah siap dengan infrastruktur pendukung transportasi umum yang membantu masyarakat, sudah siap untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap kebutuhan tetap terjaga"

"Namun, kami menilai pemerintah belum siap menghadapi dampak tersebut. Untuk menanggulangi keresahan rakyat, pemerintah mengeluarkan Kartu Keluarga Sejahtera untuk menjaga daya beli masyarakat kurang mampu. Namun program ini baru dapat menjangkau 430.000 KK dengan uang Rp.200.000,-/KK/Bulan sedangkan jumlah masyarakat miskin berjumlah 28 juta orang, Sehingga tidak akan mampu menanggulangi dampak turunnya daya beli masyarakat sebagai imbas kenaikan harga BBM. Lantas, bagaimana nasib sebagian besar masyarakat korban kenaikan harga BBM?"

Setiba massa aksi di sekitaran gedung DPRD, beberapa perwakilan OKP meminta kepada DPRD untuk hearing terbuka. Aparat keamanan masih bergegas berjaga meminta massa aksi untuk tetap menjaga jarak dengan gedung DPRD. Waktu juga lama, orasi bergantian, keamaan dari massa aksi menjaga para massa aksi. Perwakilan OKP masih meminta hearing terbuka dari pihak aparat untuk ke DPRD. Beberapa wartawan masih meliput. Beberapa intel masih berjaga-jaga, ada yang bernampilan kasual, ada yang gondrong, ada yang berpura-pura jadi wartawan, ada yang bernampilan seperti mahasiswa.

Berselang beberapa waktu, matahari yang makin terasa panas, waktu kurang lebih telah menunjukkan pukul 3, para massa aksi masih terus semangat, kadang ada yang duduk di seberang jalan. Akhirnya DPRD Kota bersedia hearing, dari beberapa fraksi, PKS, PKB, dan PDIP. Perwakilan OKP membaca rilis, "Kami menolak kenaikan BBM, menolak liberalisasi Jokowi-JK, tolak neoliberalisme, turunkan harga sembako, revitalisasi aset-aset nasional, wujudkan pemerintahan yang pro rakyat, naikkan harga komoditi cengkeh dan pala, laksanakan pasal 33 UUD 1945".

Salah seorang dari para perwakilan DPRD, "Memang masalah kenaikan BBM ini kebijakan pusat. Kami tidak bisa seutuhnya menolak. Tapi bila persiapan untuk mengantisipasi kebijakan tersebut di daerah. Kami akan memanggil pemerintah Kota".

Usamah masih terus mencatat sebagai catatan dalam kronologi aksi. Usamah berdiri di barisan para wartawan.

"Kami akan menanyakan beberapa hal terkait kebijakan ini melalui partai kami. Sebagai partai pengusung pada kepemimpinan partai di pusat", tambahan dari perwakilan DPRD.

Usamah di barisan para wartawan, masih mencatat dan mencatat. Said bersama perwakilan Ketua OKP. Mirgah di seberang jalan bersama Yusuf. Dawam dan beberapa teman-teman Organisasi Kepemudaan Muslim masih di barisan massa aksi. Said meminta kepada teman-teman Organisasi Kepemudaan Muslim ini untuk rehat sejenak melakukan sholat Ashar karena sudah masuk waktu ashar. Said menyampaikan kepada perwakilan OKP lain untuk mohon izin keluar dari barisan, sholat ashar. Para perwakilan OKP, meminta kepada massa aksi masing-masing OKP untuk tetap tenang agar kesepakatan hearing bisa terjalin dengan baik.

"Bruk........", lemparan batu melayang diantara perwakilan OKP dan perwakilan DPRD. Sekitar beberapa kali lemparan batu itu. Suasana menjadi kacau, chaos, riuh. Para aparat dan intel mengejar massa aksi. Semua berlarian. Ada yang tertangkap, ada yang lari. Sebagian aparat mengamankan anggota DPRD. Sebagian perwakilan OKP langsung ditahan.

Diduga intel-lah yang sengaja melempar batu. Sehingga suasana menjadi chaos, rusuh. Usamah berjalan santai bersama wartawan lain. Usamah masih diduga wartawan bukan massa aksi. Berjalan santai menuju masjid. Diseberang jalanUsamah melihat seorang aktivis SMI ditangkap, "Pak, bukan saya yang lempar pak".

"Brukkk, pukulan masuk di muka, di perut, dan di punggung kawan ini".

"Bukan saya pak, bukan saya yang lempar"

Usamah hanya bergegas berjalan. Aksi berjalan seperti itu. Beberapa waktu kemudian diketahui ada aparat yang dikeroyok mahasiswa ketika mengejar mahasiswa, aparat itu sendirian, jatuh dan dipukuli bersama oleh mahasiswa. Dan karena hal itu ada beberapa mahasiswa sebagai massa aksi yang juga ditahan.

Said mengecek teman-temannya. Semua masih ada setelah selesai sholat. Di luar masih ada intel. Dan ternyata mereka dikepung. Ditanya-tanya, dan kemudian dilepaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun