Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Kenangan Gerakan

16 Mei 2023   07:28 Diperbarui: 17 Mei 2023   12:40 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berselang beberapa waktu, matahari yang makin terasa panas, waktu kurang lebih telah menunjukkan pukul 3, para massa aksi masih terus semangat, kadang ada yang duduk di seberang jalan. Akhirnya DPRD Kota bersedia hearing, dari beberapa fraksi, PKS, PKB, dan PDIP. Perwakilan OKP membaca rilis, "Kami menolak kenaikan BBM, menolak liberalisasi Jokowi-JK, tolak neoliberalisme, turunkan harga sembako, revitalisasi aset-aset nasional, wujudkan pemerintahan yang pro rakyat, naikkan harga komoditi cengkeh dan pala, laksanakan pasal 33 UUD 1945".

Salah seorang dari para perwakilan DPRD, "Memang masalah kenaikan BBM ini kebijakan pusat. Kami tidak bisa seutuhnya menolak. Tapi bila persiapan untuk mengantisipasi kebijakan tersebut di daerah. Kami akan memanggil pemerintah Kota".

Usamah masih terus mencatat sebagai catatan dalam kronologi aksi. Usamah berdiri di barisan para wartawan.

"Kami akan menanyakan beberapa hal terkait kebijakan ini melalui partai kami. Sebagai partai pengusung pada kepemimpinan partai di pusat", tambahan dari perwakilan DPRD.

Usamah di barisan para wartawan, masih mencatat dan mencatat. Said bersama perwakilan Ketua OKP. Mirgah di seberang jalan bersama Yusuf. Dawam dan beberapa teman-teman Organisasi Kepemudaan Muslim masih di barisan massa aksi. Said meminta kepada teman-teman Organisasi Kepemudaan Muslim ini untuk rehat sejenak melakukan sholat Ashar karena sudah masuk waktu ashar. Said menyampaikan kepada perwakilan OKP lain untuk mohon izin keluar dari barisan, sholat ashar. Para perwakilan OKP, meminta kepada massa aksi masing-masing OKP untuk tetap tenang agar kesepakatan hearing bisa terjalin dengan baik.

"Bruk........", lemparan batu melayang diantara perwakilan OKP dan perwakilan DPRD. Sekitar beberapa kali lemparan batu itu. Suasana menjadi kacau, chaos, riuh. Para aparat dan intel mengejar massa aksi. Semua berlarian. Ada yang tertangkap, ada yang lari. Sebagian aparat mengamankan anggota DPRD. Sebagian perwakilan OKP langsung ditahan.

Diduga intel-lah yang sengaja melempar batu. Sehingga suasana menjadi chaos, rusuh. Usamah berjalan santai bersama wartawan lain. Usamah masih diduga wartawan bukan massa aksi. Berjalan santai menuju masjid. Diseberang jalanUsamah melihat seorang aktivis SMI ditangkap, "Pak, bukan saya yang lempar pak".

"Brukkk, pukulan masuk di muka, di perut, dan di punggung kawan ini".

"Bukan saya pak, bukan saya yang lempar"

Usamah hanya bergegas berjalan. Aksi berjalan seperti itu. Beberapa waktu kemudian diketahui ada aparat yang dikeroyok mahasiswa ketika mengejar mahasiswa, aparat itu sendirian, jatuh dan dipukuli bersama oleh mahasiswa. Dan karena hal itu ada beberapa mahasiswa sebagai massa aksi yang juga ditahan.

Said mengecek teman-temannya. Semua masih ada setelah selesai sholat. Di luar masih ada intel. Dan ternyata mereka dikepung. Ditanya-tanya, dan kemudian dilepaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun