Jokowi ditaruh di sisi di mana dia harus memilih salah satu dari dua keputusan yang tentu akan merugikan satu pihak yang berbeda di masing-masing keputusan ini. Jika dia mengambil lockdown, dalam waktu yang singkat stabilitas politik Indonesia akan turun drastis sebagai akibat dari "Kerusuhan Jakarta 2020" yang akan terjadi(JIKA dia mengambil LOCKDOWN sebagai jalannya), alhasilnya adalah Dollar Amerika akan semakin mahal untuk dikonversikan ke rupiah(sebagai akibat dari ketidakstabilan politik di Indonesia yang disebabkan oleh Lockdown) dan salah satunya, Jokowi akan diturunkan akibat demo tersebut dimana dia dianggap tidak baik dalam penanganan korona. Semua pasti akan berawal dari masyarakat kecil yang kelaparan sebagai akibat dari Lockdown dan makanan dan suplai lain tidak akan bisa masuk ke daerah yang dikarantina.
Ingat, lockdown itu semuanya dibekukan, termasuk arus suplai dan arus logistik. Di mana kalian yang di Jakarta atau kota besar yang tidak ada sawah dan kebun langsung stop pemasukan makanannya.
Jika Jokowi mengambil social distancing, Jokowi akan dianggap tidak tegas dan dibenci masyarakatnya juga. Namun, supply chain tetap berjalan sebagaimana semestinya dan tidak ada warga yang kelaparan karena tidak ada yang bergerak sama sekali. Ditambah dengan fakta belum tentu uang dan jumlah simpanan logistik negara Indonesia bisa  memberi makan 11 juta penduduk Jakarta, yang kurang lebih sama seperti Wuhan. Wuhan pada masa karantina juga mengalami ketidak stabilan politik akibat lockdown tiba-tiba dan agak tidak suka pada pemerintah karena terlalu "last minute" dalam menjalankan lockdown Wuhan ini.
Sub-Artikel: AKIBAT LOCKDOWNÂ
Apakah para netizen mengira dengan adanya LOCKDOWN, masalah penyebaran selesai? Lihat Italia dan India!
Video di atas menjelaskan seberapa BANDELnya Italia ketika lockdown terjadi, bukannya stay at home, malah pelesiran sana sini sampai wali kotanya pada marah-marah di video. Bagaimana mereka tidak marah? Warganya bandel sekali kok, Apalagi netizen negara so so advanced +62 yang terkenal dengan sifat bandel bukan mainnya itu. Penulis sangat sangat sangat yakin kalau jika terjadi lockdown, warganya tetap kumpul dan tetap keluar sebagaimana seharusnya bahkan mencurangi jam malam. Alhasil, ya virus korona tetap tersebar!!!
Lalu efek kedua adalah kelaparan hebat di beberapa kota sebagai akibat dari lockdown, di mana suplai tidak masuk ke jakarta dan beberapa kota lainnya. Walaupun penyebaran seharusnya tidak menyebar, bisa saja efek kelaparan hebat malah justru yang akan menghancurkan beberapa kota ke depannya dengan kerusuhan dan penjarahan, korona pun menyebar karena ramai demo. Ingat, indonesia tidak sehebat amerika, indonesia tidak bisa memberi makan orang-orang yang di lockdown begitu saja. Ini sama saja dengan menggali kubur sendiri dengan kerusuhan akibat kelaparan.
Gotong Royong? Yang kaya membantu yang miskin? Yang mampu membantu yang tidak mampu? Omong kosong! Dunia itu tidak sebaik yang ada di pikiran idealis para netizen, mau dipaksa sekalipun mereka belum tentu mau membantu. Ada yang membantu? Bagus, tandanya masih ada orang baik di dunia ini. Pertanyaannya adalah, "Seberapa banyak orang baik itu ada di dunia ini?". Kita semua tahu bahwa orang-orang yang mampu ini belum tentu dapat melakukannya. Alasan yang paling generik dan pastinya akan selalu dipakai adalah "Kasihan orang yang kerjanya harian".Â
Anda pusing, Pemerintah juga pusing
Jika para netizen berpikir presiden yang dihujat sama para netizen itu adalah presiden yang tidak tegas dalam mengurus korona hanya karena tidak melakukan lockdown maka kalian salah dan terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Untung saja kepala Jokowi selalu dingin bagai angin segar di gunung dalam menangani berbagai macam kasus yang ada di depan matanya, tidak seperti warganya yang mudah panik setiap hari sampai memborong toko hanya demi suplai khusus menghadapi korona dan masyarakat sekarang dirumahkan sebagai akibatnya. Â
Keadaan ekonomi yang parah, jumlah kematian yang tinggi, dan rakyatnya yang selalu rusuh 24/7 tentu juga akan membuat seorang dengan kesabaran level Jokowi pun akan lepas kesabaran suatu hari. Ditambah dengan fakta, dia baru berduka atas kematian sang Ibunda tercintanya pada tanggal 25 Maret 2020, bisakah kalian sebagai netizen dan warga memberikan dia sebuah ruang untuk berduka hanya untuk sebentar saja? Karena Presiden bukan dewa dia juga seorang manusia, selayaknya kita. Ini yang mati masalahnya bukan istri, bukan anak, tapi seorang ibu yang beberapa dari kalian ejek ketika dia meninggal atau ejek ketika dulu Jokowi tengah bertugas sebagai presiden.Â
Coba para netizen lakukan ini,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!