Kiranya aku mencium engkau dengan kecupan!
Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur
Memang hitam engkau, tetapi cantik
Tidak ku perhatikan bahwa kamu hitam
Karena terik matahari membakarmu
Lihatlah, cantik engkau manisku
Bagaikan merpati matamu
Di balik telekungmu
Kuatkanlah aku dengan penganan kismis
Segarkanlah aku dengan buah apel,
Sebab sakit asmara aku.
Tanganku kiri ingin menyentuh kepalanya
Tanganku kanan ingin memeluknya
Engkau mendebarkan hatiku
Engkau mendebarkan hatiku
Dengan satu kejapan mata
Rempah terpilih engkau
Narwastu kunyit, tebu dan kayu manis
Segala harum
Mur dan gaharu
Aku kepunyaaan kekasihku
Dan kepunyaanku kekasihku
Janganlah membangkitkan dan menggerakkan cinta
Sebelum diingininya!
Karena cinta kuat seperti maut.
(ref: kid 1:2, 1:5-6, 1:15, 2:5-6, 3:5, 4:9, 4:14, 6:3, 8:6)
---
Catatan 1
Belakangan saya suka membaca kitab kidung agung/kidung salomo. Bait puisi diatas merupakan hasil gubahan saya tetapi sumbernya tetap dari kitab kidung salomo. Saya suka kitab ini sebab mengadung perikop puisi favorit orang tua saya dan saya sendiri.
Karena cinta kuat seperti maut
kegairahannya gigih
seperti dunia orang mati
nyalanya adalah nyala api
seperti nyala api Tuhan
---
Catatan 2
Kitab kidung salomo berisikan puisi yang bercerita tentang kisah cinta antara raja salomo, gadis sulam, dan pemuda gembala. Kemungkinan puisi-puisi kitab ini digunakan sebagai tradisi pembacaan ketika di pernikahan bangsa israel zaman dahulu. Sedangkan menurut isi menceritakan cinta segitiga antara raja salomo (sulaiman) ke gadis sulam tetapi gadis sulam mencintai pemuda gembala.
Gadis sulam digambarkan dalam puisi memiliki kulit yang hitam (karena menjadi penjaga kebun anggur milik raja salomo) tetapi cantik, bahkan raja salomo sendiri suka padanya. Tetapi meskipun raja salomo mendekatinya dan mengusahakan mendapatkannya (raja salomo sangat bijaksana, kaya dan mapan, aneh banget kalo nolak pinangan raja) tetapi gadis tersebut selalu menolak keinginan raja.
Pemuda gembala sebenarnya biasa saja, dia tidak kaya, hanya gembala biasa, orang sederhana. Pun demikian, si gadis sulam juga golongan perempuan sederhana. Dari banyak usaha raja salomo untuk mendapatkan gadis itu, selalu teguh si gadis pada pilihannya untuk tetap bersama sang pemuda gembala. Tercatat tiga kali disebutkan "aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku" dalam kitab kidung salomo, sampai akhirnya raja salomo menyadari bahwa mereka tak bisa dipisah.
Kitab ini merepresentasikan makna kesetiaan. Bahwa sekalipun gadis sulam banyak diuji dengan tawaran yang menjanjikan (raja salomo) ia tetap pada pilihannya kepada sang pemuda gembala.
Di pasal 8:7 tertulis demikian
Air yang banyak tak dapat
memadamkan cinta,
sungai-sungai tak dapat
menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta,
namun ia pasti akan dihina.
---
Catatan 3
Kidung salomo termasuk naskah ibrani yang biasa dibacakan di hari raya paskah. Hari raya paskah merupakan hari raya peringatan untuk mengingat kembali penyertaan Tuhan Allah ketika mereka keluar dari mesir. Kitab ini termasuk dalam sekuel cinta 3 musim, selain kitab Rut dan Pengkhotbah. Kidung salomo merupakan cinta musim semi, cinta yang bersemi, yaitu perasaan cinta ketika sepasang kekasih masih muda.
Nah paskah merupakan peringatan untuk mengingat perkawinan Tuhan Allah dengan umatnya ketika masih muda (sebuah metafora hubungan bangsa israel dengan Tuhan Allah ketika awal hubungan dekat mereka). Hubungan ini dapat dilihat dari kitab Hosea 2:14 "Mencintai kekasihnya pada waktu mudanya"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI