Dengan kebencian terhadap perilaku atau perbuatan seseorang, maka ada ruang bagi kita untuk melakukan kebaikan agar orang tersebut tidak melakukan kembali hal yang buruk tersebut. Rasa-rasanya malah aneh ketika ada keburukan dan kedzaliman kita tidak membenci perbuatan tersebut.
Namun yang utama adalah bagaimana kita dapat berperan untuk mencegah hal tersebut berulang, misalnya dengan menasehati, menyadarkan atau tindakan lainnya. Kalau kemudian dalam kasus si Waria kita membenci orangnya, lantas siapa yang akan menasehatinya, menyadarkannya dan membantunya di saat dia kesulitan?
Sungguh merupakan sesuatu yang penting bagi kita untuk tidak membenci seseorang (apapun perbuatannya), cukuplah kita membenci perbuatannya bukan orangnya. Membenci orangnya bukan perbuatannya lebih mendekatkan kita pada ketidakadilan dan menutup kebenaran yang disampaikan. Di dalam Al-Qur'an Allah menyatakan:
"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al Maa'idah: 8)
MRR, Jkt-12/03/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H