Mohon tunggu...
M Jazuli Rahman
M Jazuli Rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru, pegiat outdoor, aktivis kebencanan.

Mrjazuli@gmail.com https://www.instagram.com/jazuli_rahman/ https://www.facebook.com/jazuli.rahman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pak Guru Daring

21 Maret 2021   08:08 Diperbarui: 21 Maret 2021   08:32 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via kreativv.com

"Lebih baik kita main tiktok dulu sambil menunggu makanan yang sudah kita pesan tadi." Tambahnya.

Siti membatalkan  ketikan di chatnya. Padahal di grup WA terbaca Siti sedang mengetik... Siti dan Irma berjoget tiktok. Dengan kamera rekaman video mereka berjoget yang katanya lagi viral sambil diiringi musik yang sebenarnya sudah bosan didengar di mana-mana.

***

Adul lagi menikmati berselancar di Youtube mencari aksi-aksi Ronaldo pemain bola kesayangannya. Dia sangat mengidolakan sekali pemain bola tersebut. Berita-berita update selalu di dapatnya. Meski Ibunya hanya buruh karet di tempat Pembakal Hasan, dia mendapatkan gawai dari hasil tabungan ibunya. Bukan gawai keluaran terbaru, ibunya membeli di toko gawai bekas. Walaupun begitu gawainya masih sempurna untuk Adul berselancar di dunia maya dan belajar daring. Semenjak itu dia semakin tergila-gila dengan Ronaldo. Setiap ada kesempata selalu ditontonnya habis sepak terjang pemain bola itu. Pagi ini dia buka Grup WA kelas.

"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak". Sapa Pak Guru di Grup WA

Dia ingin mengetik balasan guru kesayangannya itu. Adul merasa cocok dengan Pak Guru. Perbincangannya dengan Pak Guru di sekolah selalu menarik perhatiannya. Memang Adul sudah tidak memiliki ayah. Ayahnya meninggal semenjak dia berumur 2 tahun. Sakit Kuning kata orang-orang desa. Ayah bekerja menambang emas di gunung yang lumayan jauh dari desanya. 

Semenjak pulang dari sana Ayahnya sakit. Badannya kuning dan  matanya kuning. Kata orang-orang ayahnya kena wisa. Penyakit yang didapat secara gaib di gunung. Tetapi bukan sosok seorang ayah yang iya senangi dari Pak Guru. Bukan. Dia senang mendengarkan Pak Guru menceritakan sepak terjang Ronaldo pemain sepak bola kesenangnnya. Mereka mempunyai kesamaan. Mengidolakan Ronaldo.

Waalaikumsalam. Pagi pak! diketiknya tulisan tersebut di Grup WA tersebut. Sebelum dikirim chat tersebut, Adul menonton lagi tendangan Ronaldo beberapa detik sebelum menutup youtube. Tidak sempurna rasanya jika tidak sampai selesai. Kemudian dia kembali ke Grup WA kelas daring. Dia kirim chat yang sudah disiapkannya.

"Sial chat tidak mau terkirim!" Adul panik. Dia ceroboh. Kebanyakan browsing Ronaldo di youtube. Kuota internetnya habis.

Pak Guru menatap layar gawainya. Tertulis di Grup WA Adul sedang mengetik... kemudian menghilang.

Cepat-cepat Adul mengambil sepedanya. Membeli kuota tidak mungkin dia lakukan. Ibunya pasti belum mempunyai uang. Sedangkan kuota yang dibagikan gratis ke setiap siswa dihabiskannya bermain youtube. Tujuannya cuma satu ke rumah Sholeh. Teman satu bangkunya saat di sekolah belajar normal. Sesampainya di rumah Sholeh dia langsung melihat temannya di depan rumah. Napas Adul tersengal. Dia mengayuh sepeda dengan hidung tertutup masker. Diletakannya sepeda di batang jambu halaman rumah Sholeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun