Mohon tunggu...
M Jazuli Rahman
M Jazuli Rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru, pegiat outdoor, aktivis kebencanan.

Mrjazuli@gmail.com https://www.instagram.com/jazuli_rahman/ https://www.facebook.com/jazuli.rahman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pak Guru Daring

21 Maret 2021   08:08 Diperbarui: 21 Maret 2021   08:32 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi guru kontrak sepertinya tidak cukup banyak gaji yang bisa dia simpan. Belum lagi kebutuhan rumah tangga yang saat ini mengalami beberapa kenaikan. Karena sudah  tekadnya tetap melayani siswa belajar, dia beli gawai yang cukup untuk dapat membuat konten pelajaran melalui video. Ini video pertama dia buat. Setelah beberapa kali rekam, ambil sana, ambil sini, edit itu, edit ini biar cantik dilhat dan menarik disimak.

"Tidak apalah uang terkerik. Asal cantik dan  menarik video buatanku" gumam  Pak Guru

Video sudah terunggah. Dalam bayangnya para siswa mendapat penjelasan materi hari ini. Dia berikan waktu 20 menit para siswa untuk menonton dan membaca yang dia berikan.

Andri anak pertama Pak Guru nampak duduk di sampingnya. Sibuk membolak-balikan bukunya. Tertulis Matematika di sampul buku yang dipegangnya. Andri baru kelas 2 SD. Dari tadi dia menunggu jawaban dari Ayahnya. Andri masih belum paham penjumlahan dalam bentuk puluhan seperti itu. Andri juga harus meminjam gawai punya Ayahnya untuk melihat penjelasan dan tugas dari gurunya. Jawaban guru di kelas daring Andri kurang memuaskan. dia harus yakinkan  bertanya dengan Ayahnya. 

Belum selesai lihat penjelas di kelas, gawai Andri direbut Laila anak kedua pak Guru yang masih sekolah TK. Laila mau merekam nyanyian Burung Kakak Tua. Bunda guru Tk Laila menunggu. Berebutlah mereka. Andri tidak mau mengalah dengan adiknya. Keributan terjadi antar kakak beradik. Laila menambah drama pagi ini dengan tangisannya. Pak Guru pusing. Benar-benar pusing dibuatnya. Dia tidak bisa buka kembali kelas daring. Kemungkinan ada siswanya yang bertanya. Dia harus fasilitasi diskusi juga bila ada pertanyaan-pertanyaan siswa. Dia ambil dulu gawai dari kedua anaknya.

"Ayah pinjam dulu, nanti ayah yang atur bergantian" ucapnya.

Kedua anaknya diam. Dalam  hati keduanya berharap dia yang paling pertama dapat giliran. Pak Guru melihat kembali kelas daring. Tidak ada tanggapan dari siswanya. Kelas terbaca sunyi, sepi tak ada respon pertanyaan.

" Ayah aku duluan!" teriak Laila.

" Jangan! aku duluan" balas Andri.

Terdengar dengan suara keras anak-anaknya berebut gawai untuk belajar daring di rumah bedakan yang di kontrak pak guru. Lantas ibu kandung mereka dimana?

Di depan rumah pak Guru. Ada warung kecil. Bu Maria sibuk membuat adonan kue dari tepung. Terlihat tangannya penuh dengan tepung. Kue untuk buatan bu Maria lumayan enak. Banyak pembeli yang mengunjunginya. Seperti pagi ini. Pengunjung penuh di warungnya. Kesibukan pagi seperti ini membuat bu Maria tidak bisa membantu anaknya belajar daring. Uang hasil penjualan sangat diperlukannya untuk membantu keuangan keluarga. Gaji suaminya yang hanya menjadi guru kontrak tidak mungkin mencukupi kebutuhannya selama satu bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun