Hal ini karena elemen pengendalian mutu mengenai konsultasi menyatakan bahwa perusahaan seharusnya mengadopsi kebijakan dan prosedur untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa personil KAP akan mencari bantuan sampai sejauh yang diperlukan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompotensi, pertimbangan, dan wewenang yang sesuai. Hal ini sebenarnya masuk akal karena seorang auditor tidak diharapkan untuk memiliki keahlian dari seorang yang terlatih untuk memenuhi kualifikasi di luar profesi atau pekerjaan lain yang bukan bidangnya.
Dalam melaksanakan prosedur analitis, standar audit juga telah mengharuskan auditor untuk melakukan evaluasi informasi keuangan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antardata yang diaudit. Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam perencanaan audit untuk meningkatkan pemahaman auditor tentang busines klien dan adanya fluktuasi yang tidak diharapkan dalam data yang mungkin mengindikasikan akun yang memiliki risiko salah saji yang sangat material.Â
Dalam kasus ini, Fazio sebenarnya sudah melakukan prosedur analitis, namun analitis ini tidak sempurna. Hal ini karena menurut penulis ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan oleh Fazio ketika melakukan prosedur ini yaitu Fazio tidak mengembangkan ekspektasinya dalam mereviu hasil estimasi, dan Fazio tidak menyelidiki lebih lanjut perbedaan signifikan yang tidak diharapkan terkait retur penjualan Ligand. Alasannya adalah dalam mengembangkan ekspektasi itu sebenarnya data untuk melakukan estimasi seperti data historis, data internal, dan data ramalan tahun depan, telah diediakan sebagian besar oleh Ligand.Â
Seperti diketahui dalam melakukan estimasi dalam kasus ini terdapat perbedaan antara jumlah obat yang dikembalikan dengan jumlah retur penjualan yang disajikan Ligand sehingga menyebabkan total retur penjualan disajikan terlalu rendah di neraca. Â Ini sebenarnya bagian yang penting dan perlu ditelusuri oleh Fazio, yaitu mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang memberikan signal adanya peningkatan risiko salah saji.Â
Fazio seharusnya waspada bahwa persentase perubahan yang kecil sekali pun antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun berjalan dari akun retur penjualan terhadap suatu saldo yang besar dalam akun penjualan dapat menghasilkan perubahan persentase yang lebih besar dalam laba bersih. Ini juga merupakan kesalahan Fazio Tapi sayang, Fazio justru tidak melakukan prosedur ini sehingga pada akhirnya proses untuk menentukan kapan suatu perbedaan dianggap signifikan melibatkan pertimbangan prosesional Fazio dan konsep materialitas yang harus dia lakukan tidak dapat dipastikan dengan wajar.
6.2. Lemahnya sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik
Setiap kantor akuntan publik diwajibkan memiliki standar pengendalian mutu. Standar pengendalian mutu bertujuan untuk memastikan bahwa KAP memenuhi tanggungjawab profesionalnya kepada klien dan pihak lain. Salah satu komponen pengendalian mutu adalah komponen kinerja perikatan.Â
Dalam komponen tersebut KAP diwajibkan merencanakan, meleksanakan, mensupervisi, mereviu, dan mengkomunikasikan hasil audit, serta memastikan bahwa personil akan berkomunikasi dengan profesional lain dan mencari bantuan dari orang-orang yang memiliki keahlian, pertimbangan, dan wewenang yang tepat, dalam waktu yang tepat. Menurut penulis, komponen ini tidak dilakukan oleh Fazio walaupun tidak ada kewajiban untuk melaksanakannya tetapi mengingat kemampuan Fazio selaku auditot yang terbatas, maka perlu dipertimbangan juga.
Dari lemahnya standar pengendalian mutu ini, KAP Fazio terlihat jelas bahwa dalam perikatan jasa profesionalnya tidak bertanggungjawab untuk mematuhinya. Seharusnya dalam pemenuhan tanggungjawabnya Fazio wajib mempertimbangkan kompetensi staf yang dipimpinnya termasuk dalam menentukan hubungan profesionalnya, bahwa KAP dan stafnya akan independen dan kompoten secara profesional, objektif, dan akan menggunakan kemahiran profesionalnya  dengan cermat dan seksama.
VII. Simpulan
Dari kasus tersebut di atas, dapatlah disimpulkan dan diambil beberapa pelajaran yang bisa kita jadikan pedoman di masa mendatang agar kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
- Masalah profesional yang terjadi dalam kasus ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu ketidakmampuan auditor dalam mendeteksi risiko perikatan dan lemahnya standar pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan publik.
- Risiko perikatan dan penerapan standar pengendalian mutu yang baik berpengaruh terhadap reputasi KAP, hal ini menunjukkan sikap kehati-hatian auditor ketika menerima klien tercermin dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan. Pemeriksaan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang telah diaudit, karena semakin tinggi kualitas laporan keuangan yang telah diaudit dapat meningkatkan kepercayaan. Pengaruhnya yang paling kecil menggambarkan untuk meningkatkan reputasi, sikap berhati-hati auditor sebaiknya memberikan kontribusi positif kepada klien berupa saran menuju perbaikan.
- Pertimbangan penerimaan klien yang dipengaruhi oleh adaptasi risiko sebaiknya dipertimbangkan sebaik-baiknya, apabila risiko perikatan bisa diatasi melalui luas pemeriksaan ataupun penggunaan tenaga ahli maka kebijakan menaikkan fee adalah alternatif yang sesuai, tetapi apabila risiko perikatan tidak dapat ditanggulangi melalui adaptasi risiko sebaiknya KAP tidak menerima perikatan.
- Pertimbangan KAP atas risiko perikatan mencerminkan sikap skeptisisme profesional auditor, sehingga setiap penugasan hendaknya KAP menetapkan tingkat risiko yang rendah, sehingga apabila di kemudian hari timbul masalah risiko yang dihadapi tidak terlalu besar. Untuk meningkatkan reputasi hal terpenting dari analisa risiko perikatan terutama berkaitan dengan risiko bisnis klien adalah bagaimana KAP dapat memberikan saran dan masukan kepada klien melalui management letter.
 01.34 wib..